OKU RAYA, Lensa Nusantara – (2020/06/21) Sebelum masuk di goresan inti, perlu saya jelaskan di sini kalau petahana itu artinya adalah pihak yang berkuasa.’ Kata keren nya yang sering digunakan oleh para pengamat dan analis politik adalah incunbent.’ semua masyarakat mungkin sudah tahu kalau akhir tahun ini pilkada 2020 serentak untuk pertama kalinya akan diselenggarakan di seluruh wilayah Indonesia.
Bagi petahana yang belum menjabat selama dua periode berturut-turut boleh ikut bertarung lagi dalam pilkada nanti.
Memang kalo dalam praktiknya sang petahana tidak bisa langsung menang meskipun telah berkuasa selama lima tahun sebelumnya. Tapi jika pengaruhnya sangat kuat, hampir dapat dipastikan kandidat petahana itu sangatlah sulit untuk dikalahkan oleh calon penantang kontestasi.
Dengan kemampuan politiknya “Power” yang masih ada, petahana bisa memanfaatkannya untuk merebut simpati calon pemilih.
Jika penantang petahana tak punya program yang memikat, apalagi kalau ternyata hanya mulut yang manis, petahana akan kembali berkuasa untuk periode keduanya.
Salah satu contoh Pilkada 2020 Kabupaten Oku Raya yang mulai beriak dengan mendaftarnya sang petahana melalui.
Manuver politik pun mulai menggelinding, walau masih terkesan samar.
Hal ini terlihat dengan masih menunggunya beberapa partai politik untuk menetapkan para bakal calonnya yang telah mendaftar atau melalui mekanisme internal partai,
Sikap saling menunggu dan mengintai itu, didasarkan juga pada tingkat elektabilitas para bakal calon yang akan bertarung pada nantinya.
Walau begitu, calon petahana masih tetap unggul di berbagai lini santer yang beredar di masyarakat. Elektabilitasnya masih nomor satu sampai saat ini.
Walau dimaklumi, politik itu sangat cair dan tak terprediksi.
Elektabilitas calon petahana dalam pilkada, kerap menjadi momok bagi para kandidat lainnya dalam berkontestasi.
Tips untuk mengalahkan calon petahana pun menjadi hal menarik dicari. Baik melalui berbagai analisa pakar politik, lembaga survei, hingga pernyataan dari beberapa para jurnalis Senior, LSM dan masyarakat yang belakangan ini sangat menarik membahasnya di Obrolan warung kopi”. (Alhafiz)