TTS, Lensa Nusantara – Selasa, 23/06/2020. Tahun ajaran baru 2020/2021, SMP Katolik Sint Vianney Soe, belajar LURING ( Luar jaringan) dan DURING ( Dalam jaringan). Hal ini disepakati bersama dalam rapat Dewan Guru bersama Kepala Sekolah SMP Katolik Sint Vianney Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Romo Johannes . A. Tnomel, Pr. S.Fil, Selasa,23/06/2020, pukul. 10.00 sampai selesai.
Di hadapan Lensa Nusantara dan Dewan guru yang hadir, Kepala SMP Katolik Sint Vianney Soe, mengatakan bahwa ” terima kasih atas perhatian dan kerjasama selama satu tahun ini, walaupun proses Kegiatan Belajar Mengajar kita dalam situasi Covid19, para guru menyelesaikan tugas dengan baik dan bertanggungjawab” ungkap Romo Ento, sapaan akrabnya.
Situasi Covid19 merupakan wabah mendunia, manusia yang hidup dijagat raya ini menjadi terancam sejak beberapa bulan yang lalu. Pemerintah pusat sampai pedesaan, harus bekerja ekstra keras untuk menyiapkan jurus agar masyarakatnya terhindar dari Virus Corona.
Dunia pendidikan, gereja, Masdjid, instansi pemerintah terancam karena Virus Corona, roda aktivitas menjadi tersendat. Beberapa bulan terakhir, masyarakat merindukan suatau zona yang aman. New Normalpun menjadi salah satu harapan yang sedang dinantikan oleh manusia sejagat, Zona hijaupun datang di wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Tidak ketinggalan keluarga besar SMP Katolik Sint Vianney Soe, mencari solusi agar peserta didiknya bisa terjangkau dengan baik saat kegiatan proses belajar mengajar ditahun ajaran yang baru yaitu 2020/2021. Rapat bersama Kepala Sekolah dan Dewan Guru di ruang guru, tidak seperti biasanya, pantauan Lensa Nusantar, semua guru menggunakan masker, duduk dengan jarak 1 meter dan pertmuan berkisar 40 menit-50 menit.
“Kita tidak bisa pastikan wabah virus Corona ini bisa berakhir, setiap hari media massa selalu berbicara tentang Covid19 ini, maka bapak/ ibu guru kita harus bersepakat untuk menciptakan strategi belajar mengajar di tahun ajaran yang baru, saya minta agar setiap guru memberikan usulan agar kita bisa pertimbangkan bersama dan bisa mendapat suatu kesepakatan bersama”. Ajak Romo Ento.
Selanjutnya Romo Johannes. A . Tnomel. Pr , Mengatakan bahwa” setiap kelas jumlah siswa 16-18 , peserta didik yang memiliki penyakit asma dan lain-lain tidak diperbolehkan untuk datang ke sekolah. Siswa yang tidak datang ke sekloh akan mengikuti belajar online. Kalau ada orang tua siswa yang tidak sepakat anaknya datang ke sekolah, maka itu dibenarkan, waktu belajar kita di seklah hanya 4 jam.
” Ungkap Kepala Sekolah dua periode tentang hasil keputusan bersama. Sesuai protokol kesehatan siswa diwajibkan untuk memakai masker, menjaga jarak , menghindari kerumanan dan menjaga pola hidup sehat. Sebagai masyarakat Indonesia, dunia pendidikan menjadi ujung tombak dalam proses berpikir. ” Kita sebagai guru, sitiasi wabah Covid19 ini menjadi tantangan besar untuk kita, tapi kita jangan menyerah dengan situasi Covid19 ini.
Saya harap kita berkerja keras dalam mempersiapkan diri agar Ditahun ajaran yang baru kita bisa bekerja dengan baik, dan saya berharap agar kita semua berdoa supaya Covid19 ini cepat berakhir” demikian Romo Johannes A. Tnomel, Pr. S.Fil, dengan menutup pertemuan singkat. (Tarsi Abi)