KARAWANG | LENSA NUSANTARA – Belum genap 3 bulan usia Ikatan Jurnalis Pantura (IJP) ikut meramaikan dunia kewartawanan kini para pengurus sekaligus pendiri IJP terlihat mulai tidak harmonis.
Hal itu terpantau dari komentar-komentar digrup pengurus IJP, entah apa penyebabnya namun terkesan ada sebuah kekecewaan yang mereka rasakan.
Salah satunya Priyatna, dalam tulisannya menyatakan, secara pribadi tidak panas atau iri, malahan bangga. Tapi pertanyaannya etika tujuan, visi dan misi sebuah organisasi akan menjadi tidak jelas, maka para kader di dalamnya akan bertindak sesuka hati, bahkan cenderung merusak dari dalam dan salah satu kekuatan yang paling hebat untuk menciptakan organisasi kokoh adalah adanya kepemimpinan dari para kader-kadernya. Tanpa kepemimpinan ini, maka tunggulah kehancuran dari sebuah organisasi tersebut.
“Ingat, tanpa manajemen, disiplin dan kepemimpinan, maka organisasi akan cepat goyah, bahkan hancur dengan sendiri. Saya semosi bro permasalahannya buka saya iri dengan kesuksesan seseorang malahan mah saya bangga, tapi mau di bawa ke mana organisasi ini,” tulis Priyatna, Rabu (30/09/2020).
Lain lagi yang diungkapkan Mulyana, justru itu kekuatan dan keabsahan suatu organisasi yang sudah ada akta notaris adalah AD/ART.
“Sementara kita belum ada payung hukumnya. Maka kembali kepada para pendiri IJP. Yang saat itu musyawarah membentuk ketua, sekretaris, dan bendahara melalui aklamasi.
Jadi ketika ada hal yang memang kurang selaras maka kembali lagi kepada pendiri IJP tersebut. Dan ini harus di rapatkan dan dimusyawarahkan, yang 14 orang itu. Saya rasa Sekjen paham dengan aturan,” tulis Mul juga.
Asep Rohmatin, Intinya kita ngebentuk organisasi sama-sama berjuang, sama-sama susah senang bareng.
“Kebersamaan itu indah, jangan sampe sudah terbentuk, nu kenyangnya kenyang, nu lapar lapar,” tulis Asep.
Irwan berpendapat, sepertinya untuk menyikapi persoalan tersebut perlu dilakukan musawarah luar biasa (Muslub).
Hal itu diamini Iswanto, harus boss. Agar bisa terang benderang, tidak ada titik yang semu dan gelap.
Demi kemaslahatan dan kemajuan serta ketranparansian organisasi yang kita jalani, perlu adanya musyawarah luar biasa, demi untuk kemajuan dan kesehatan dalam berorganisi, jangan saling mendahulukan ego yang kurang jelas apalagi untuk menghancurkan organisasi itu sendiri, dalam tulisannya Boim.
Menanggapi semua itu, Nurcahyo Sekjen IJP angkat bicara, IJP ini organisasi media, jadi jangan sampai ada asas manfaat. Mengenai, keinginan pengurus untuk melaksanakan musyawarah luar biasa, dia mendukung
“Saya tampung semua asfirasi pengurus. Nanti kita agendakan waktunya untuk musyawarah,” kata Cahyo.(One)