Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kisah seorang nenek yang sangat memprihatikan kehidupannya, Bertempat tinggal di Dusun Koanyar RT/RW: 15/05 Desa Taal Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso.
Nenek Sumaina atau Buk Rakmi (89) hidup dalam serba keterbatasan, tempat tinggalnya berpindah-pindah menunggu belasan kasihan orang, karena ia tidak memiliki anak dan saudara.
Ia hidup sebatang kara, hingga pada Tahun 2019 lalu Buk Rakmi mendapatkan belas kasihan dari salah satu warga Desa Taal yang bernama Buk Jum (40), Ia bersedia membuatkan rumah di pekarangannya meski dengan serba kesederhanaan.
“Suatu saat saya bertemu Buk Rakmi dijalan, lalu ia meminta saya untuk menumpang tinggal dirumah saya, maka dari itu saya buatkan rumah meski hanya sederhana, kasian mas dia tidak punya siapa-siapa”. Ujarnya kepada Lensa Nusantara.
Dengan usia yang sudah cukup tua, pendengaran Buk Rakmi sudah tidak berfungsi dengan baik lagi, Sehingga ia bermodalkan tubuh rentanya untuk mencari kapuk dan bahan daun kelapa untuk di buat sapu lidi.
“Kalau makan saya dikasik, hasil dari jual kapuk dan sapu lidi untuk beli obat atau keperluan lainnya”. Ujarnya dengan bahasa madura/Red.
Nafas Tuanya tertatih disaat mencari kapuk yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, terkadang sambil gemetar ia mengiris satu persatu bilah daun kelapa hingga menjadi sapu lidi yang tak seberapa nilai jualnya.
Dimasa pandemi ini, ia mendapatkan bantuan beras sebanyak 15 kilogram dari pemerintah, namun itu hanya bisa dimakan beberapa hari saja, beliau berharap ada perhatian pemerintah dan perbaikan rumahnya agar lebih layak lagi untuk menjadi tempat tinggal. (Arik)