Ketapang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kuburan panglima Djampi, dengan Ritual Adat dipindahkan dari Kuburan Lama Setajau ke kuburan Baru di Petobang Desa Botu Bosi Kec.Simpang Hulu Kab.Ketapang Kalbar.
Sabtu, (30/01/21).
Panglima Djampi atau dikenal dengan nama Pang Djampi, meninggal th.1951 ( 70 tahun lalu), dikenal oleh masyarakat Simpang Hulu dan sekitarnya sebagai salah seorang Panglima yang ikut berjuang melawan Penjajah Jepang.
Dimana beliau salah seorang pejuang yang membebaskan Daerah Meliau dan sekitarnya dari Penjajahan Jepang, dikenal dengan Pejuang perang Majang Desa yang berakhir juni 1945 di Meliau.
Acara pemindahan kuburan panglima Djampi /pang Djampi,dilakukan oleh keluarga keturunan yang mana sisa rangka sudah bersatu dengan Tanah, dimasukan ke dalam Tempayan.
Dibawa oleh Djuta cucu Pang Djampi, didampingi Dukun petara pak Ukir dan pak Peta.
Dari setijau dibawa menuju Kuburan baru di Petobang .
Ritual ini dihadiri serta disaksikan oleh
Muspika Kec. Simpang Hulu , Vinsensius Hermanto, Ketua DAD Simpang Hulu, Pateh Jaga Banua Alexander Wilyo S.STP, M.Si, Mansen Tokoh Masyarakat Simpang Hulu.
Anggota Koramil simpang Hulu.
” hari ini sabtu, (30/01/21), kami bersama keluarga besar pang Djampi, atas pertimbangan , keluarga serta tokoh adat dan masyarakat adat.
Untuk memindahkan kuburan panglima Djampi dari Setajau ke kuburan baru di Petobang , yang lebih layak,pantas dan aman.
Mengingat perjuangan Beliau ini yang ikut serta dalam berjuang dalam Memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Maka kami akan mengusulkan ke Pemerintah, khususnya Pemerintah Kab.Ketapang ,
untuk melakukan Pemugaran /pembangunan Makam , layaknya makam Pahlawan.
Dan sebagai penghargaan atas perjuangan, maka panglima Djampi dinobatkan menjadi nama jalan yang berada di Simpang SMA Balai menuju Petobang dan menuju lepaong,”
ungkap Samson Noven,SE. selaku Tokoh Pemuda Dayak Ketapang sekaligus keluarga Besar Pang Djampi.
Panglima Djampi asal kelahiran Serian, sub Suku Dayak Iban, Beliau menikah dan hingga akhir hidupnya tinggal di Kampung Petobang yang sekarang bernama Desa Botu Bosi Kecamatan Simpang Hulu, Panglima Djampi meninggal pada tahun 1951.
Bukti sejarah perjuangan beliau yang sampai sekarang masih tersimpan dengan baik, oleh cucunya , Apangk serupa Mandau dan Tombak yg merupakan senjata digunakan saat berjuang.
Piagam Penghargaan dari Pangdam XII Tanjung pura.
Fhoto penyerahan tengkorak dan semurai Nagatani oleh Perwakilan keluarga Pang Djampi ke kedutaan besar Jepang pada tahun 1980.(adrianus).