Sumenep, LENSANUSANTARA.CO.ID – Aksi protes terhadap pelayanan SPBU Kompak hampir berujung adu fisik diantara masyarakat, terjadi di areya SPBU Kompak Dusun Banasem Desa Gayam – Sumenep, sekitar jam 19.30 WIB tadi malem, beruntung pihak koramil dan Polsek Gayam datang tepat waktu, langsung mendinginkan suasana dengan mediasi.
Dari keterangan Salah satu warga yang berada ditempat “ceritanya pengecer tidak boleh beli ke POM, tapi ada mobil yang mengangkut drejen mau keluar di stop, ada seseorang yang menanyakan kenapa dilarang, orang ini mau mengantarkan ke pengecer, terjadilah cekcok”.
Informasi yang berkembang dimasyarakat, SPBU Kompak hanya melayani roda 2 maksimal 2 liter, roda 4 maksimal 4 liter, 4 jam dalam satu hari, 2 jam pagi dan 2 jam sore, dimulai dari jam 07.00 – 09.00 untuk padi hari sedangkan 14.00 -16.00 sore hari. pembeli eceran yang menggunakan drigen tidak diijinkan. “saya tak di kasih beli pak, saya bawa uang, tanyakan ke orang-orang tak dikasih” ujar ibu Farida.
Hasil komunikasi LensaNusantara dengan Petugas SPBU terkait adanya mobil yang penuh dengan drejen berisi BBM tidak dapat menjelaskan keberadaan drejen akan dibawa kemana dan milik siapa “saya hanya petugas di sini, layaknya buruh, bekerja sesuai perintah atasan, saya disuruh ngisih yaa ngisi, hanya itu saja” setelah diminta nomer kontak atasannya, “mohon maaf pak, kami keberatan untuk memberikan”.
Penelusuran lebih lanjut, terdapat catatan yang di tunjukkan oleh supir pik-up, bahwasanya drejen yang berisi BBM akan diantarkan ke 6 orang dengan jumlah total 182 drejen.
“sangat disayangkan kejadian seperti ini, kemana Forpimka, apa kerjanya kok lambat mengatasi kekacauan ini, pertengkaran ini akibat dari lemahnya forpimka dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas, tak heran jika banyak analisa negatif yang berkembang dimasyarakat., kalau petugas SPBU tidak melayani dengan adil, maka korbannya adalah masyarakat, bangsa ini hanya diatas kertas merdeka, tapi kenyataannya masih terjajah oleh bangsa sendri” ujar Salose. (Ags)