SBD, LENSANUSANTARA.CO.ID – Jumat 25 Febuari 2022, Staf ahli Kepresidenan Purn.Jendral TNI Moeldoko setelah mengunjungi beberapa kampung adat di Sumba Barat Daya seperti kampung adat Rategoroh.
Dan beberapa aktifitas masyarakat kodi tersebut dan akhirnya pada datang membuka serta bersama dengan Tokoh Adat Ratu marafu pemangku adat dalam membuka antraksi pasola sehingga pak Moeldoko menyampaikan pada masyarakat adat agar dijaga dan tetap dilestarikan adat pasola sebagai lambang penghargaan pada pasola yang harus diberi nilai dan penghargaaan sebagai lambang perjuangan para leluhur dahulu kala termasuk para pejuang
kemardekaan yang diantaranya Pati mone,Sangaji Zena mone (RA Mone),Pokel,Mangi,Dolla ngundung,Umbu Doko,Dello (Dilla),Lete watu,Ratu Tebo dkk diperkirakan tahun (1500-1620 M) serta tokoh pejuang kemardekaan pahlawan Wono Kaka,Rato Loghe,Dkk yang diperkirakan pada tahun (1913-1942 M ) bagaimana mereka memperjuangkan sumba ini dari penjajahan bangsa asing yakni :furtugis,Belanda,jepang sehingga
pak Moeldoko berpesan lewat pestival pasola tersebut dan tidak boleh saling dendam ,Namun saling Menyayangi itulah nilai budaya yang dijunjung tinggi demi membangun Sumba Barat Daya ini lewat syair adat Loda waimalala pada waima ringi dan tersingkron dengan program kerja Bupati Sumba Barat Daya Dr.Kornelius Kodi mete yakni tujuh jembatan emas
Pak Moeldoko menambahkan bahwa dengan adanya festival pasola ini jadilah orang Sumba yang Handel, pemberani, seorang satria, serta mampu menjadi pejuang sejati yang diharapkan oleh Nusa dan bangsa itulah harapan kita bersama begitu juga presiden Ri Joko widodo selalu berpesan pada masyarakat selalu melestrikan ungkapnya dan setelah pestival adat pasola ini jangan sampai ada saling dendam dan lain -lain yang efeknya kearah pidana.
Hanya beberapa saat pak Moeldoko keluar dari tengah Lapangan Seorang Satria penunggang Kuda dari Kodi Besar Dengan Berani menopong beberapa pasukkan berkuda dari Kodi Bangedo dengan gaga berani dan Akhir tumbang ke tanah mengenai Bagian arah mata kiri yakni Satria Kabani Bero yang merupakan pemain yang sudah menguasai medan tiap tahun setiap kalau berlaga dimedan kesatrian akhir di larikan ke Rumah sakit terdekat demi mendapatkan pertolongan (Red Gus Mone AL Mughni)