Dairi, LENSANUSANTARA.CO.ID –
Informasi kutipan Rp 200rb/orang di pintu masuk Pemakaman Putri Lopian yang terletak di Jln Sakti Kelurahan Sidikalang, Kabupaten Dairi Sumatera Utara ternyata tidak benar. Info tersebut sempat beredar dan viral di media sosial beberapa hari sebelum Hari Paskah, salah satu hari keagamaan bagi umat nasrani. Yang mana menjelang Hari Paskah, banyak umat Nasrani yang melakukan jiarah ke pemakaman keluarganya. Berikut juga beberapa papan himbauan terkait telah dibentuk Pengurus/Pengelola Makam, yang keberadaannya dirasa tiba tiba dan menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat sekitar.
Terlihat nama H. Ujung lengkap beserta nomor hp tertulis di baris paling bawah beberapa papan himbauan yang tertancap di pinggiran Pemakaman Putri Lopian sebagai Ketua Pengurus Makam Pembusukan dan penanggung jawab atas himbauan tersebut.
LENSANUSANTARA.CO.ID disambut ramah oleh Herianto Ujung pemilik nama H. Ujung yang tertulis dalam papan himbauan, saat di temui di tempat usaha ‘warung kopi tenggi miliknya, yang terletak di pinggir Pemakaman Putri Lopian, di jln Sakti. Disaat bersamaan seorang pemuda bermarga Simbolon penduduk Pematang Siantar sedang mendaftarkan dan memberitahukan posisi letak makam keluarganya kepada Herianto Ujung.
Ternyata kutipan Rp 200rb tersebut bukanlah kutipan uang masuk/orang di Pintu masuk Pemakaman. Namun itu adalah Uang Pengelolaan Kebersihan Makam pertahun.
Uang kutipan tersebut dikenakan untuk per keluarga, bukan per Makam. Diketahui Pemakaman Putri Lopian juga sebagai pemakaman keluarga masyarakat. Ada bahkan keluarga yang memiliki 12 Makam di Pemakaman Putri Lopian. “Mau 1 dia, mau 4 atau ada yang 12 makam satu keluarga disitu, Uang 200rb itulah biaya kebersihannya. Mau satu makam keluarnya atau lebih, biayanya sama sebesar 200ribu.” kata Herianto Ujung meluruskan informasi yang sempat beredar tersebut.
“Ini harus diluruskan., status tanah ini milik kakek kandung saya Mangasi Ujung. Tanah ini bukan milik Pemerintah. Mulai dari Tahun 1973 hingga 2008 Pajaknya masih kami bayar. Masa Pemerintahan Bupati Johni Sitohang himbauan ini sudah pernah kami surati., namun tidak digubris.” kata Herianto.
“Sempat beredar akan ada penggusuran dan perusakan. Itu tidak benar.! Tanah ini tidak akan dialih fungsikan. Saya pastikan tanah ini akan tetap menjadi Tanah Pemakaman. Dan pengelolanya adalah Sulang Silima Marga Ujung Kalang Jehe. Kami harus menunjukkan keberadaan kami Pemegang Hak Ulayat ditanah kami sendiri.” jelas Herianto Ujung dengan tegas, sambil menjelaskan kalau Mandat atau SK yang didapatnya sebagai Pengelola Pemakaman didapat dari Pengurus Sulang Silima Ujung Kalang Jehe.
Herianto menambahkan kalau dalam 2 Minggu ke depan, akan di bentuk satu Yayasan khusus utk pengelolaan Pemakaman tersebut, dan kantornya akan didirikan di tanah kosong ditengah lokasi Pemakaman.
Salah seorang masyarakat lain Boru simare mare penduduk jln SM. Raja bawah, yang saat itu juga sedang mendaftarkan makam keluarganya, menyambut baik kegiatan ini.
” Kalau kutipannya di buat per keluarga seperti ini, yah tidak memberatkan. Bagaimana pun makam tersebut harus dibersihkan. Setelah ada pihak pengurus makam seperti ini dan kutipannya juga tidak mahal, saya rasa sah sah saja. Jadi saat kita mau jiarah juga gk perlu repot utk membersihkan makam keluarga kita. Kita hanya tinggal berdoa saja buat arwah keluarga kita tanpa harus repot membawa alat alat utk membersihkan makam keluarga kita.” kata Boru Simare mare dengan wajah sumringah.
“Biaya kutipan per tahun itu kan bisa dibayar patungan oleh keluarga.” ujar Boru Simare mare menambahi.
Herianto menjelaskan jumlah personil pengelolaan kebersihan pemakaman ada 9 orang. Terlihat suasana Pemakaman Putri Lopian sudah bersih dan tidak menyeramkan seperti sebelumnya. Yang mana sebelumnya banyak ditumbuhi semak belukar. Namun kini semak belukar yang banyak tumbuh di area makam sudah hampir keseluruhan telah dibabat dan dibersihkan oleh pihak Pengurus Pemakaman.(Mula)