Dumai, LENSANUSANTARA.CO.ID – SMA Negeri 1 Dumai Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Bukit Timah, Kecamatan Dumai Selatan, Rabu (09/11/2022) pagi tadi, menggelar festival Projek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila (P5), di aula sekolah.
Turut hadir pada kesempatan ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau M. Job Kurniawan, AP., M.Si., diwakili Sekretaris Tati Lindawati, SH., M.Si., Kacab Wilayah 2 Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Kapolres Dumai diwakili Kasat Binmas AKP Hardiyanto, Camat Dumai Selatan, Lurah Bagan Besar, Lurah Bukit Timah, Lurah Bumi Ayu, Lurah Bukit Batrem, BNNK Dumai, Pengawas Pembina SMA/K, Para Kepsek SMA/K se-Kota Dumai, Ketua MKKS se-Kota Dumai, Kepala Dinas Kantor Perlindungan Anak dan Perempuan, Kepala Dinas BKKBN, majelis guru dan staff TU serta orang tua murid.
Kepala Sekolah SMA N 1, Rafles S.Pd menjelaskan bahwa P5 merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan dilingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.
Dihadapan para tamu undangan, dalam sambutannya Kepsek mempresentasikan profil sekolah.
Dia menjelaskan bahwa saat ini sekolah SMA N 1 terdiri dari 820 murid, 46 guru dan 22 tenaga pendidik. Berakreditasi A.
“Festival P5 awalnya murni kegiatan interprestasi murid dan diperjalanan, persiapannya sangat didukung para guru,” ujarnya
“Lewat Festival P5, diharapkan terjalin sinergitas Dinas Pendidikan, Sekolah dan Komite Sekolah,” tambahnya.
Kepsek SMA N 1, Rafles S.Pd berharap kepada kepada siswa agar pengalaman selama di SMA bisa diaktualisasikan ketika siswa masuk Perguruan Tinggi.
Sementara Sekretaris Tati Lindawati, dalam sambutannya menjelaskan bahwa selama ini sekolah menggunakan Kurikulum 2013, berbeda halnya yang terbaru yakni kurikulum Merdeka.
“Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi,” kata Tati Lindawati.
Dijelaskan beliau lagi, bahwa ada perbedaan Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Ada dua kegiatan utama di struktur Kurikulum Merdeka, yaitu pembelajaran reguler dan protek penguatan profil pelajar Pancasila. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik untuk semua pembelajaran.
Sementara itu, Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap capaian siswa.
“Tingkatkan mutu pendidikan, anak-anak belajar sesuai dengan disiplin,” harap Tati pada Kepsek dan Majelis Guru.
Acara tersebut diwarnai dengan penampilan lagu Courage To Change, Lagu Pelajar Pancasila, tarian daerah Nusantara oleh murid. Adapula bazar projek produk hasil karya siswa.**