Bojonegoro, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kabupaten Bojonegoro kembali memborong penghargaan. Kali ini lima penghargaan diraih Bojonegoro dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atas pencapaian prestasi di bidang kesehatan lingkungan. Bojonegoro dinilai sebagai kabupaten/kota yang berhasil dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Penghargaan tersebut diberikan Kemenkes dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58, Selasa (23/11/2022) di Jakarta.
Lima penghargaan tersebut buah dari inovasi-inovasi yang dilakukan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam mendorong kabupaten Open Defecation Free (ODF). Bupati yang dikenal sebagai Ibu Pembangunan Bojonegoro ini juga banyak mendorong semua pihak untuk terus menjaga lingkungan sehat. Bahkan, dalam setiap kesempatan Bupati sering berdialog langsung dengan warga terkait upaya menciptakan lingkungan bersih.
Penghargaan yang diterima Bojonegoro, yang pertama adalah penghargaan sebagai Kabupaten Stop Buang Air Besar Sembarangan/Open Defecation Free (ODF).
Penghargaan kedua adalah penghargaan sebagai Kabupaten Terbaik Percepatan ODF Kategori Peningkatan Kebutuhan Sanitasi (Demand Creation) yang diraih atas inovasi Bupati Anna dalam menuntaskan program ODF dengan memenuhi kebutuhan masyrakat terhadap ODF melalui program Bantuan Keuangan Khusus untuk jamban. sehingga Bojonegoro terverifikasi 100 persen ODF oleh Tim Verifikasi ODF Provinsi Jawa Timur.
Kemenkes menilai Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berhasil mengubah perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Tidak hanya itu, Bojonegoro telah dinyatakan sebagai kabupaten terbaik dalam inovasi percepatan Stop Bebas Buang Air Besar Sembarangan (SBS) 100 persen.
“Ibu Bupati selalu mendukung penuh program-program kesehatan di Bojonegoro. Selama program tersebut rasional, terukur, dan dirasa akan sangat bermanfaat bagi warga Bojonegoro. Beliau akan memberi masukan dan dukungan penuh,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, dr. Ani Pujiningrum, M.Kes. Sabtu (26/11/2022).
Menurut dr. Ani, ini penghargaan tertinggi di bidang kesehatan. “Alhamdulillah, Bojonegoro mendapatkan yang terbaik. Hal yang paling kami utamakan tetap memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dan kebermanfaatannya bagi masyarakat. Penghargaan adalah nilai bonus dan apresiasi dari pihak luar,” terangnya.
Dr. Ani juga menyampaikan bahwa penghargaan ini dapat terwujud berkat perjuangan dan kolaborasi dari berbagai pihak, sehingga didapatkan prestasi yang membanggakan.
Selanjutnya, penghargaan ketiga yang diraih adalah Sanitarian Terbaik dalam upaya mendorong percepatan STBM yang diberikan kepada Setiyono dari Puskesmas Dander. Keempat adalah penghargaan Kepala Desa Terbaik dalam upaya mendorong percepatan STBM yang diberikan kepada Kepala Desa Samberan Kecamatan Kanor, Arif Rokhman. Sedangkan kelima adalah penghargaan Natural Leader Terbaik dalam upaya mendorong percepatan STBM diberikan kepada Sukadi, dari Desa Kemamang Kecamatan Balen.
Penghargaan yang diterima kepala desa, tokoh masyarakat serta tenaga kesehatan merupakan salah satu bukti bahwa Pemkab Bojonegoro selalu melibatkan pemerintah desa dalam proses pembangunan demi kesejahteraan masyarakat. (Muji)