Musnawati, Salah seorang perwakilan korban arisan bodong mengatakan, awalnya owner hanya menawarkan dengan jumlah kecil, mulai dari Rp 1 hingga 10 juta. Setelah beberapa bulan berjalan, mereka kemudian ditawari tenor arisan yang lebih besar lagi. Mulai dari Rp 40 hingga 100 juta. Meskipun sebenarnya banyak peserta yang tidak mampu membayar. “Ketika mau membayar, kami mengusahakan segala cara. Misalnya, menjual mobil dan lain sebagainya,” ucapnya, selasa,(11/04/2023).
Arisan bodong ini mudah stagnan sejak pekan kedua bukan lalu. Menurut perempuan yang akrab disapa Non ini, alasan ownernya karena adanya peserta fiktif (Zonker) yang tidak bayar. Namun setelah dilakukan penelusuran, kecurigaan adanya member fiktif semakin menguat. “Satu orang tapi namanya banyak. Itulah penyebab arisan macet,” imbuhnya.
Para korban yang merasa dirugikan pun, sempat berupaya mendatangi tempat owner arisan tersebut. Dengan harapan ada tanggung jawab pasti dari yang bersangkutan. Hasilnya mereka dijanjikan arisan akan kembali berjalan. Namun, hingga saat ini belum bisa aktif seperti biasanya. Sehingga pelaku dianggap tidak bertanggung jawab. “Kami sudah laporan. Monggo ditindaklanjuti sampai tuntas,” pungkasnya. (Red)