Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dikancah dunia, Indonesia dikenal sebagai negara selain terkenal dengan beberapa suku, agama, ribuan pulau, wisata alam, juga yang selama ini sebagai sorotan adalah banyaknya ragam budaya dan tradisi, karena setiap daerah dari Sabang sampai Merauke, setiap daerah, mempunyai tradisi masing-masing.
Apalagi jika membicarakan tanah Jawa yang dikenal selama ini masih banyaknya kepercayaan tradisi turun temurun dan bagaimana masyarakat harus bisa nguri-nguri adat budaya dan tradisi peninggalan nenek moyang pada zaman dahulu.
Sedekah bumi misalnya yang dilakukan pada bulan Muharram atau Suro dalam penanggalan kejawen, yang mempunyai arti sebuah upacara yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat terhadap tuhan atas limpahan hasil buminya, serta agar diberikan keberkahan, keselamatan dan barokah oleh sang pencipta alam.
Apalagi yang belum tahu tentang tradisi sedekah bumi yang belum pernah mereka jumpai, seperti 16 Mahasiswa dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto, Kabupaten Banyumas misalnya, yang kebetulan sedang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jalatunda. Bagi mereka pasti sangat asing dengan tradisi yang dimana masyarakatnya yang begitu antusias dan rukun menjaga adat budaya leluhurnya, tentu hal itu sangat menambah wawasannya.
“Saya merasa senang pada kesempatan KKN kali ini bisa menjumpai tradisi bernama Tenongan, sebelumnya saya memang belum pernah menjumpai selama ini,” ungkap salah satu Mahasiswa Hasbi Asyrofi.
Diawal kegiatan KKN nya itu, Hasbi juga mengungkapkan, selain pemandangan alamnya yang bagus, dirinya begitu senang dengan tradisi tenongan tersebut, selain bisa makan bersama masyarakat yang begitu ramai, juga bisa menambah wawasan didalam pembuatan laporan akhir saat dirinya kembali ke bangku Universitasnya.
“Kegiatannya asik, ramai, dan yang jelas kesan yang paling terlihat adalah kerukunan antar warga yang begitu terjaga, tidak ada jarak apapun, sayangnya tidak ada pemuda yang terlihat dalam kegiatan Tradisi Tenongan tersebut, kalau saja ada, pasti tambah meriah, padahal merupakan pewaris tradisi selanjutnya. Meskipun demikian saya berharap tradisi ini dapat terus terjaga,” jelas Hasbi.
Mahasiswa UNU Purwokerto sendiri akan melakukan KKN selama 35 hari di Desa Jalatunda, selain menjaga sikap selama kegiatan, mereka juga akan mempelajari secara langsung karakter penduduk desa secara langsung, sesuai tugas dari Dosen pengampunya. (Gunawan)