Berita

IHT Perkuat Budaya Sekolah, SMPN 3 Satu Atap Cermee Bondowoso Antisipasi Ekstrimisme Radikalisme

×

IHT Perkuat Budaya Sekolah, SMPN 3 Satu Atap Cermee Bondowoso Antisipasi Ekstrimisme Radikalisme

Sebarkan artikel ini
Kepala SMPN 3 Satu Atap Cermee
Penyusunan Program dan Budaya Sekolah dalam Rangka Pencegahan Radikalisme di Sekolah.

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Tidak hanya kepada orang dewasa dan masyarakat umum, upaya menangkal paham ekstrimisme, radikalisme, dan terorisme juga perlu dilakukan pada pelajar di sekolah. Hal itu sebagai upaya preventif dalam menangkal benih radikalisme di dunia pendidikan.

Sabtu (14/10/2023), SMPN 3 Satu Atap Cermee Bondowoso mengadakan acara In House Training (IHT) bertajuk Penyusunan Program dan Budaya Sekolah dalam Rangka Pencegahan Radikalisme. Kegiatan diikuti kepala sekolah, semua guru dan karyawan.

Example 300x600

Thoharuddin Mohammad, S.Pd, selaku Kepala SMPN 3 Satu Atap Cermee dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan IHT ini juga merupakan rekomendasi dari hasil analisis raport pendidikan tahun 2022.

“Saya rasa kegiatan ini sangat penting sebagai upaya antisipasi terjadinya tindakan-tindakan intoleran yang bisa mengarah pada ekstrimisme, radikalisme, bahkan terorisme. Sekolah perlu menjadi motor penggerak utama terciptanya lingkungan yang cinta damai,” ungkap Thohar.

Sebagai pemantik diskusi dalam penyusunan program atau budaya sekolah, dihadirkan narasumber yang merupakan Trainer Pencegahan Ekstrimisme BBGP Jawa Timur, Mohammad Hairul, S.Pd, M.Pd.

Hairul yang merupakan kepala SMPN 1 Curahdami Bondowoso juga Alumni ToT (Training of Trainer) tentang Pencegahan Ekstrimisme di Sekolah yang diadakan oleh BBGP Jawa Timur bekerjasama dengan BNPT dan FKPT Jawa Timur.

Dalam pemaparannya Hairul menjelaskan bahwa banyak contoh negara-negara yang dulu ada di peta dan globe namun kini sudah tidak ada lagi dan bubar. Negara-negara itu seperti Uni Soviet, Yugoslavia, Cekoslovakia, Vietnam Selatan, Jerman Timur, dan lain-lain.

“Maka kita perlu pahami mengapa burung garuda mencengkeram erat dengan kedua kakinya pita bertuliskan bhinneka tunggal ika. Itu simbol bahwa itulah penguat persatuan kita dalam sekian banyak keberagaman,” papar Hairul.

Hairul memaparkan beberapa gejala guna mendeteksi orang terpapar ekstrimisme/radikalisme. Mendadak anti sosial, menghabiskan waktu dengan komunitas yang dirahasiakan, dan cenderung tidak bersepakat dengan cara pandang yang moderat.

“Kita mengenal adanya persaudaraan satu aqidah, persaudaraan karena satu bangsa, dan persaudaraan karena sesama manusia. Maka hidup damai dalam harmoni dengan penuh toleransi perlu terus kita wariskan,” pungkas Hairul.**

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.