Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dibalik mega proyek pelebaran Jalan Garduatak – Sumber Gading – Sukorejo yang menelan anggaran hingga Rp. 37.900.039.778 menuai protes dari warga sekitar.
Hal ini terjadi disebabkan putusnya saluran air bersih milik PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang tidak lagi berfungsi dengan maksimal.
Terhitung dari 14 September hingga saat ini, warga sekitar tidak mendapatkan asupan air bersih dengan maksimal.
Made Humas PDAM Bondowoso saat dikonfirmasi awak media menyampaikan terkait dengan gangguan aliran PDAM di wilayah Wonokusumo lebih karena dampak dari proyek pelebaran jalan, baik akibat dari penggalian pemasangan sirtu maupun pemasangan ugutter atau saluran air.
“Teman-teman PDAM unit sudah semaksimal mungkin untuk meminimalisir dampak dari pengerjaan proyek tersebut, namun di lapangan masih berdampak karena terkadang pengerjaan ugutter sudah terpasang ada lagi penebangan pohon arau penggalian batu besar yang mengakibatkan pipa PDAM pecah atau bocor,” ungkap Made.
PDAM Bondowoso mengaku sudah ikhtiar dan usaha hampir tiga bulan mengawal proyek tersebut, bersinergi dengan BSBK dalam rangka mengamankan pelayanan kepada masyarakat.
“Hampir tiap hari pulangnya malam mas, disamping itu ada juga layanan mobil tangki yang kita lakukan, walaupun kurang efektif karena tidak bisa menjangkau layanan PDAM yang masuk ke gang kecil dan akses jalanya kecil,” tambahnya.
Berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan warga Desa Wonokusumo dan merasa prihatin atas kejadian yang menimpa warga sekitar yang terdampak.
Jeki (50) warga Dusun Soklak mengaku untuk mendapatkan air bersih harus mengantre mengais air bersih dari bocoran dari pipa saluran yang melintas.
“Kejadian ini sangat disayangkan, hingga hari ini saluran PDAM sudah 3 hari mati total, dan ini sudah kesekian kalinya, kasian warga bingung untuk kebutuhan pokok keluarganya,” ungkapnya. Kamis (23/11/2023).
Warga berharap ada perhatian khusus dari pemerintah maupun pelaksana proyek pelebaran jalan tersebut.
“Kami berharap pemerintah memikirkan nasib warganya dan perlu dipertanyakan apakah dampak ini sudah diperhitungkan sebelumnya, kami menduga perencanaan pelaksanaan ini asal asalan, hingga menimbulkan dampak negatif kepada warga sekitar yang berkelanjutan,” pungkasnya. (Arik)