Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Memasuki semester genap 2023/2024, siswa kelas akhir (kelas 6 SD, 9 SMP, 12 SMA) mulai merencanakan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Dibutuhkan penyadaran dan pendampingan bagi masyarakat untuk bersama-sama menghindarkan putra-putrinya putus sekolah.
SMPN 1 Curahdami Bondowoso mendukung penuh upaya-upaya penyadaran masyarakat dalam rangka pemajuan pendidikan. Seperti halnya gerakan zero putus sekolah dan zero pernikahan dini yang sementara ini masih menjadi perjuangan bersama.
Pada Kamis (11/1/2024), tim dari SMPN 1 Curahdami mengunjungi SDN Bendelan 1, dan SDN Bendelan 2 untuk berjumpa dengan siswa kelas 6 beserta wali muridnya. Acara bertajuk Seminar Motivasi itu mengusung tema “Pendidikan sebagai Eskalator Kesejahteraan Keluarga”.
Bertindak sebagai narasumber adalah Mohammad Hairul, M.Pd selaku kepala SMPN 1 Curahdami, didampingi oleh Kepala SDN Bendelan 2, Ali S.Pd.I, dan Kepala SDN Bendelan 1, Farida, S.Pd. serta turut mendampingi adalah guru kelas 6 dari masing-masing SD.
Dalam pemaparannya Hairul menjelaskan bahwa pendidikan adalah hak anak. Sedangkan orang tua berkewajiban untuk mencarikan dan memilihkan tempat belajar terbaik bagi putra-putrinya. Ia juga menegaskan bahwa pendidikan yang baik tidak selalu identik dengan sekolah yang berbayar, apalagi mahal.
“Mari sama-sama kita beranikan bercita-cita, bahwa anak-anak kita ini minimal harus menjadi sarjana nantinya. Harus mengenyam pendidikan tinggi. Oleh karena itu, sementara anak-anak bisa cukup carikan sekolah yang gratis atau berbiaya murah. Sehingga orang tuanya sempat menabung untuk biaya kuliah,” papar Hairul.
Dikonfirmasi secara terpisah, Plh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso, Hj. Anisatul Hamidah, M.Si merespon positif giat yang dilakukan SMPN 1 Curahdami. Menurutnya memang butuh sinergi banyak pihak untuk bersama menyukseskan zero putus sekolah dan zero pernikahan dini di Bondowoso.
“Kita perlu fokuskan arah pencapaian kita kedepan. Kita jadikan target capaian bersama untuk mewujudkan generasi emas berkualitas. Termasuk mewujudkan Bondowoso yang zero angka anak putus sekolah, dan zero perkawinan anak,” ungkap Anis yang juga merupakan Kepala Dinas Sosial P3AKB Bondowoso.(*)