Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sangat menarik jika ada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), dibandingkan serba serbi politik Caleg sampai Capres mungkin selama ini tingkat desa lebih ramai dan penuh dengan aura panas sesama pendukung. Apalagi jika sudah menyangkut dan membawa namanya hal ghaib atau melalui perantara ilmu perdukunan, tentu hal itu yang membuat pemilihan pimpinan tingkat bawah itu semakin tambah memanas, karena ingin saling menunjukan siapa yang kuat dan hebat.
Mungkin sebagian masyarakat maupun Calon Kepala Desa, hal itu seolah sudah menjadi salah satu budaya dengan mendatangkan dukun kondang agar bisa menang mereka rela merogoh gocek yang tidak sedikit nilainya, bahkan nominalnya mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah, itupun belum termasuk beli syaratnya atau biasa orang Jawa sebut ‘Ugorampe’, agar dalam melakukan pertarungan ghaib bisa fokus.
Semisal salah satunya di Kabupaten Banjarnegara, pada bulan Maret 2024 mendatang akan mengadakan Pilkades gelombang 2 secara serentak. Meskipun kurang dua bulan lebih, akan tetapi di beberapa desa sudah mulai memanas antar calon maupun pendukung, kiriman ghaib hingga fitnah sudah mulai digunakan.
Pada beberapa waktu lalu, lensanusantara.co.id sempat menerima sebuah chat salah satu Bakal Calon Kepala Desa di Kecamatan Bawang, dimana didalam percakapan bersama wartawan menuturkan bahwa rumahnya sempat dijaga sampai pukul 06.00 WIB pagi oleh para pendukungnya pada malam Jumat Kliwon kemarin.
“Luar biasa serangan dan teror ghaib pada Jumat Kliwon kemarin mas, rumah sampe dijaga sampai jam 06.00 WIB pagi. Ghaib dari kubu lawan. Kemlinter terus, sudah bolak balik gak hanya kemarin itu,” ungkap salah satu Calon Kades yang tidak mau disebutkan namanya itu.
Menyikapi hal tersebut, dan menambah pengetahuan tentang ilmu perdukunan yang seringkali digunakan saat Pilkades, Lensa Nusantara mencoba menelisik menghubungi salah satu spiritual bernama Eyang Irkham atau biasa dijuluki Sang Alap-alap.
Ditanya tentang peran dukun setiap Pilkades, Eyang Irkham menjelaskan, bagi dia hal itu sudah biasa dan lumrah digunakan oleh para calon. Kebanyakan kata Eyang Irkham, bagi mereka (Calon Kades) meminta kemenangan dan bisa dilindungi dari serangan seperti santet dan kiriman ghaib lainnya.
“Sudah biasa hal kayak gitu, sudah seperti tradisi. Malah kadang ada calon bisa menggunakan dukun tidak hanya satu, ada tiga sampai lima. Saya sering menemukan seperti itu, dari orang-orang yang datang kesini,” jelas Eyang Irkham.
Ditanya apakah hal tersebut dibenarkan dalam agama, pria yang sudah lama menekuni dunia spiritualisme bercerita. “Saat dia sudah mantap ikut Pilkades mereka tidak akan mikir kesitu, mau dilarang agama, mau dianggap musyrik, sudah tidak perduli. Mereka mikirnya penting menang, meskipun banyak uang yang dikeluarkan untuk nyewa dukun, persyaratan apa yang diucapkan dukun akan dituruti, contoh sederhana suruh mandi ke laut, ambil air tujuh sumur, mandi kembang, hingga beli minyak dengan alasan sebagai syarat utama, dan kalau masalah menang dan kalah itu kan nasibnya. Kan dukun hanya perantara, semuanya kembali kepada sang kuasa,” terangnya.
Eyang Irkham juga memberikan pesan, agar para calon tidak terlalu ambisi dan akhirnya mencari dukun paling hebat di Indonesia.
“Saya hanya titip pesan saja, jangan terlalu ambisi saat mencalonkan diri sebagai Kades, dan jangan terlalu percaya dengan namanya dukun, apalagi suruh beli syarat bermacam-macam harganya pun mahal. Saya kasih contoh dulu ada orang kesini, dia cerita suruh beli minyak dan kemenyan harganya Rp 10.000.000 itu baru satu syarat, terus saya bilangin jangan dibeli, itu hanya memperkaya si dukun saja, jadi jangan terlalu percaya, kalau dunia ghaib seperti santet, teluh itu memang ada, tapi kalau masalah untuk Pilkades pasrahkan sama Allah, mau pakai cara apapun tidak akan jadi jika Allah belum meridhoi,” pungkas Mbah Irkham saat diwawancarai secara ekslusif melalui sambungan video call. (Gunawan)