Pamekasan, LENSANUSANTARA.CO.ID – UD Sembrani Artho yang dikenal Cak Ropet melakukan ekspor perdana produk UMKM Pamekasan berupa cocofiber atau serabut kelapa sebanyak 18 ton atau satu kontainer diberangkatkan menuju negara China. Selasa (5/2/2024).
Pihak UD Sembrani Artho melakukan ceremony pemberangkatan kecil-kecilan, dengan mengundang dari Kecamatan setempat, Kepala Desa setempat, Bea Cukai Madura, Rumah BUMN Telkom Pamekasan, ASPRIM, juga tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Petugas Pelaksana Pemeriksa Bea Cukai Madura Hendra Asmara menyampaikan, pihaknya juga merasa bangga dan luar biasa karena produk diekspor adalah produk serabut kelapa.
“Biasanya yang ekspor dari Pamekasan itu adalah rokok,” kata Hendra. Senin (04/03/2024).
Hendra juga mengatakan, bahwa Bea Cukai Madura siap membantu dan mendukung Cak Ropet dalam segala hal sesuai kemampuan. Hendra juga mempesilahkan pihak Cak Ropet jika ingin berkonsultasi kapan pun.
“Harapan kami, ekspor ini tidak hanya sekali dan terakhir kali, kami harap ekspor ini akan terus berlanjut,” harapnya.
Sementara, Rumah BUMN Telkom Pamekasan, Ayu pada kesempatan tersebut menambahkan, dukungan kepada UD Sembrani Artho yang telah sukses membawa produk cocofiber ini sampai ke pasar internasional. Selama hampir lima tahun mendampingi beberapa produk UMKM di Pamekasan.
“Tapi sampai saat ini tidak ada satupun yang tembus pasar ekspor, yang ada kita hanya pengiriman sampel saja. Tidak ada yang pecah telor, hanya cocofiber ini yang pecah telor,” ungkap Ayu.
Lebih lanjut Ayu mengatakatan sangat mendukung dan siap membantu khususnya dalam perizinan.
Pada kesempatan itu, Moh Warid, Owner UD Sembrani Artho mengatakan, untuk sampai pada titik ini tidak mudah, apa lagi soal ekspor. Karena untuk melakukan ekspor kata Warid ada proses yang cukup panjang, mulai dari mencari buyer, perizinan, standarisaai produk dan lainnya.
“Ruwet dan ribet mas, ya, mungkin ini juga karena pertma kalinya. Tapi saya tetap semangat menjalani itu semua, karena kalau gak berani melangkah, ya kita hanya akan berjalan di tempat,” terang Warid.
Warid juga berharap dukungan dari semua pihak khususnya dukungan dari pihak Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Karena selama ini dukungan pemerintah kabupaten masih belum bisa dirasakan oleh kami. Akan tetapi pihaknya juga akan terus berjuang agar produk ini (cocofiber) bisa menembus pasar ekspor, dan bisa membuktikannya.
Menurutnya, proses produksi cocofiber ini sangat tidak mudah, apalagi masih banyak kekurangan di rumah produksi. Kekurangan itu meliputi peralatan yang kurang memadai, tempat penyimpanan yang juga kurang memadai dan yang lainnya, namun dengan kekurangan itu justru bisa menghasilkan produk yang bernilai tinggi.
“Dengan segala kekurangan yang ada, kami akan terus berusaha dan berjuang agar produk ini bisa terus berjalan dan bisa terus membawa nama Kabupaten Pamekasan ke ranah Internasional melalui produk serabut kalapa ini,” pungkas Warid. (Rofiuddin)