Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Janji hanya sebuah janji tanpa terealisasi, mungkin kata itu yang pas untuk menggambarkan kurang peka dan sigapnya Pemerintahan Kabupaten Banjarnegara dalam membangun daerah, sehingga yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk perekonomian masyarakat kadang terabaikan.
Puluhan tahun masyarakat di Kecamatan Rakit selama menanti gebrakan Pemkab untuk bisa melakukan pembangunan jalan dan jembatan di Desa Kincang. Pantauan lensanusantara.co.id jalan yang mempunyai panjang sekitar 2 kilometer terlihat juga sudah rusak parah, padahal selama ini menjadi salah satu akses utama menuju ke ke perkotaan hingga pusat perekonomian di pasar ikan.
Selama ini masyarakat di Kecamatan Rakit dikenal 70% pencaharian menjadi pengusaha petani ikan, mulai dari Gurami, Mujair, Lele, Bawal hingga Ikan Hias. Sehingga jika harus ke pasar dan perkotaan dengan roda empat harus memutar mencari jalan lainnya hingga 5 kilometer.
Sementara menurut Kepala Desa Kincang Nasirun saat ditemui di kantornya mengungkapkan, meskipun setiap Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kecamatan (Musrenbangcam) maupun Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kabupaten (Musrenbangkab) selalu diusulkan agar menjadi prioritas utama dalam anggaran. Namun selama ini hanya dijanjikan tanpa adanya eksekusi nyata dari Pemkab Banjarnegara.
Padahal jika dibandingkan pembangunan lainnya seperti rehab gedung milik instansi lainnya yang tidak darurat, seperti rehab Puskesmas yang saat ini begitu besar anggarannya, tentu jalan jembatan gantung antar Kecamatan Rakit-Purwanegara yang berada di Desa Kincang kurang mendapatkan perhatian khusus.
“Sudah lama kita usulkan, setiap tahun selalu masuk dalam Musrenbancam maupun Musrenbangkab tapi tidak pernah ada kelanjutan, hanya ditanggapi saja. Dan katanya dulu masuk usulan prioritas di Provinsi, tapi nyatanya tidak ada kelanjutannya sejak 2021 lalu, kalau jembatan gantung sudah ada sejak puluhan tahun lalu, sebelumnya masyarakat kalau menyebrang memakai perahu,” kata Nasirun, Rabu, (17/4/2024).
Nasirun juga membeberkan, jika pembangunan jalan dan jembatan Kincang dianggap belum masuk lolos verifikasi, tentu hal ini patut dipertanyakan, karena jika melihat kondisi yang ada, tentu hal itu patut dipertanyakan ke pemangku jabatan. Karena menurutnya, mengabaikan kemajuan perekonomian dan keselamatan rakyat yang melaluinya terutama malam hari.
“Katanya jalan jembatan Kincang-Purwonegoro belum lolos verifikasi menurut PUPR maupun Bina Marga, disitu kan aneh, padahal ini benar-benar darurat, harus menunggu sampai kapan lagi. Ini sudah bertahun-tahun kita mengusulkan, hanya dijanjikan terus, seolah harapan sudah tidak ada, kita selama ini sudah berjuang, seperti menemui Pj Bupati tapi tidak ada hasil,” ungkap Kades.
Dalam pengamatan wartawan saat mencoba melewati jembatan gantung yang sudah tua dengan panjang sekitar 50 m diperkirakan hanya mempunyai lebar sekitar 1,5 m tersebut memang kondisnya memprihatinkan, selain kayunya sudah tambal sulam, juga tali besi juga terlihat banyak karatan karena dimakan usia.
Melihat kondisi jalan jembatan gantung Kincang-Purwonegoro yang sangat berbahaya, lensanusantara.co.id akan meminta tanggapan dinas terkait, ada apa sebenarnya dibalik tidak dibangunnya salah satu akses utama perekonomian masyarakat yang sudah masuk situasi darurat tersebut. (Gunawan)