Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kemendikbutristek terus memberikan ruang sinergi dan kolaborasi kepada banyak pihak untuk terlibat dalam pengembangan pendidikan. Salah satunya melalui program kampus mengajar yang kini sudah angkatan 7.
Para mahasiswa yang lolos seleksi dan mendapat pembekalan dari kampus kemudian diterjunkan ke sekolah-sekolah sasaran untuk berkolaborasi dengan pihak sekolah dalam pengembangan literasi-numerasi siswa.
Seperti halnya yang dialami tiga mahasiswa dari program kampus mengajar yang ditempatkan di SMPN 3 Satu Atap Maesan. Mereka adalah Mohammat Aldo Firmansyah, Lukman Salim, dan Nofi Umairahmah.
“Kami berasal dari tiga kampus yang berbeda. Dari Alqodiri Jember, Panca Marga Probolinggo, dan Unibo Bondowoso. Kami menjadi tim dengan dosen pembimbing lapangan Ibu Himmatul Khasanah, S.Pt, M.Si”, ungkap Aldo selaku ketua Tim (22/5/2024).
“Dalam kurun waktu empat bulan, kami saling bahu-membahu juga dengan pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan literasi-numerasi siswa. Kami melakukannya sesuai program studi kami yang berbeda”, tambah Nofi.
Lebih lanjut Lukman menambahkan bahwa mereka punya tiga program berbeda. Dia yang dari prodi agrobisnis membuat program tanaman toga yang dikreasi dengan pemasangan barcode di dekat tanaman agar literasi siswa meningkat.
Aldo yang dari prodi bahasa Inggris mengemas programnya dengan nama Trigatra. Yaitu pembuatan semacam kamus tiga bahasa yang terdiri atas bahasa madura, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
Sedangkan Nofi yang dari Prodi Keperawatan mengawal kegiatan senam sehat bersama dan kegiatan sarapan bersama dengan menu seimbang. Ia juga berkolaborasi dalam pengenalan tanaman obat.
Apresiasi diberikan oleh Mohammad Hairul, M.Pd selaku Instruktur Nasional Literasi Baca-Tulis, sekaligus Fasilitator Nasional Integrasi Literasi-Numerasi dalam pembelajaran.
“Kreasi dan inovasi yang dilakukan adik-adik mahasiswa program kampus mengajar sangat luar biasa. Mereka mampu membaca lingkungan dengan sangat jeli sehingga program dan media yang dihasilkan tepat sasaran”, terang Hairul.
Hairul menambahkan bahwa keistimewaan karya inovasi kreatif dalam pengembangan literasi-numerasi yang dilakukan mahasiswa kampus mengajar angkatan 7 karena sangat mudah diduplikasi serta menggunakan bahan yang murah meriah bahkan daur ulang bahan bekas.