Opini

Menyelami Krisis Identitas Ditengah Perubahan Sosial Budaya

×

Menyelami Krisis Identitas Ditengah Perubahan Sosial Budaya

Sebarkan artikel ini
Krisis Identitas
Ilustrasi Krisis Identitas

LENSANUSANTARA.CO.ID – Era globalisasi menimbulkan beragam tantangan dalam menghadapi berbagai pengaruh budaya, teknologi, dan nilai-nilai dari luar. Krisis identitas menjadi isu penting yang dapat mempengaruhi perkembangan pribadi dan spiritual generasi bangsa.

Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi lain dan penilaian terhadap dirinya , menyadari individu bahwa dirinya berbeda dengan orang lain.

Example 300x600

Identitas diri merupakan sintesis dari semua aspek tujuan, atribut/jabatan, dan peran. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain,dan tidak ada yang menyamainya. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (respect pada diri sendiri), kemampuan dan penguasaan diri.

Krisis identitas merupakan kondisi dimana seseorang mengalami ketidakpastian, kebingungan, atau kecemasan mengenai identitasnya, seperti nilai-nilai, tujuan hidup, dan peran sosialnya. Ini bisa terjadi pada masa remaja atau dewasa muda ketika individu sedang menetapkan siapa mereka sebenarnya. Proses ini penting untuk perkembangan pribadi yang sehat, meskipun bisa menimbulkan stres.

Jika dilihat dari status pembentukan identitas, masyarakat yang menyalahi norma kemungkinan besar berada dalam diffussion status atau suatu keadaan dimana mereka kehilangan arah, tidak melakukan eksplorasi, dan tidak memiliki komitmen terhadap peran-peran tertentu, sehingga tidak dapat menentukan identitas dirinya.

Krisis Identitas dan Sosial Budaya

Di zaman modern ini, anomi muncul ketika tidak ada standar yang jelas tentang bagaimana seharusnya suatu masyarakat berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam situasi seperti itu, masyarakat mengembangkan disorientasi dan kecemasan. Menurut Durkheim, itu adalah salah satu variabel sosial yang mempengaruhi bunuh diri, kriminalitas, dan penyimpangan (Giddens, 2009).

Lahirnya modernisasi didalam masyarakat kita telah sedikit banyak merubah cara pandang dan pola hidup masyarakat, sehingga peradapan yang terjadi merupakan duplikasi budaya masyarakat barat yang cenderung berjiwa hedonis.berbagai macam fenomena kehidupan yang terjadi dilingkungan masyarakat dewasa ini, telah mengilustrasikan suatu keadaan yang mencerminkan layaknya kehidupan masyarakat dunia barat dan telah menggeser kedudukanya dari budaya kelokalan indonesia yang telah eksis sebelumnya.

Pola ini memang sengaja dilakukan oleh para penguasa media yang melahirkan dan mempopulerkan pola hidup semacam itu lewat pengaruh produknya yang notabene sebagai cerminan kebudayaan lebih modren serta digembar-gemborkan melalui jejaring media yang telah mereka bangun sebelumnya, hingga masyarakat khususnya generasi muda terkena dampak dan bertekuk lutut meniru secara mentah-mentah tanpa adanya koreksi diri dari produk dibalik tayangan medianya dari lansiran kaum kapitalis itu.

Tantangan Krisis Identitas Ditengah Perubahan Sosial Dan Budaya

Tantangan krisis identitas ditengah perubahan sosial dan budaya bisa menjadi hal yang kompleks dan membingungkan bagi banyak orang. Dalam situasi seperti ini, mungkin berguna untuk mulai dengan memahami nilai-nilai, keyakinan, dan identitas pribadi Anda secara lebih mendalam.

Krisis identitas di tengah perubahan sosial dan budaya adalah fenomena kompleks yang melibatkan banyak tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi individu dalam krisis identitas:

Pertama.Perubahan Nilai dan Norma: Perubahan sosial sering kali mengakibatkan pergeseran nilai dan norma yang sudah mapan. Ini bisa menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian bagi individu yang berusaha menyesuaikan diri dengan nilai-nilai baru yang mungkin bertentangan dengan nilai-nilai tradisional yang dianut sebelumnya.

Kedua.Globalisasi dan Modernisasi: Globalisasi membawa masuknya budaya asing yang dapat mempengaruhi identitas lokal. Hal ini sering kali menciptakan dilema bagi individu dalam mempertahankan identitas lokal mereka sambil mengadopsi elemen-elemen budaya global.

Ketiga. Teknologi dan Media Sosial: Teknologi dan media sosial mempercepat penyebaran informasi dan budaya, tetapi juga dapat menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri dengan standar sosial yang ditampilkan di platform tersebut. Identitas online sering kali berbeda dari identitas asli, yang dapat menimbulkan konflik internal.

Empat. Migrasi dan Perpindahan: Perpindahan ke lingkungan baru, baik secara nasional maupun internasional, dapat menyebabkan individu merasa terputus dari identitas asal mereka. Proses adaptasi ke budaya baru sering kali melibatkan tantangan dalam mempertahankan dan meredefinisi identitas.

Lima. Perubahan Peran Gender dan Keluarga: Perubahan dalam peran gender dan struktur keluarga dapat menyebabkan ketidakpastian dalam memahami peran dan identitas pribadi. Ini terutama terlihat dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan signifikan dalam kesetaraan gender dan dinamika keluarga.

Enam. Ketidakstabilan Ekonomi dan Politik: Krisis ekonomi dan politik dapat memperburuk perasaan ketidakpastian dan ketidakamanan, mempengaruhi bagaimana individu melihat diri mereka sendiri dan peran mereka dalam masyarakat.

Oleh : Yulia Nur Hilmiah (Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah UIN Imam Bonjol Padang)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.