Pangandaran, LENSANUSANTARA.CO.ID – Mendapat kabar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega, bahwa cucunya meninggal dunia, Wagino Sabar, Warga desa Wonoharjo Kecamatan/Kabupaten Pangandaran Jawa Barat panik bukan kepalang. ( Rabu, 26/6/2024).
Sabar mengaku, mendapat kabar dari tetangganya bahwa cucunya meninggal sekitar pukul 04:10 WIB, Waktu itu kejadiannya kalau ngga salah sekitar tanggal 16 Juni 2024,
Ketika saya dibangunkan, saya kaget, dan saya nyari celana sampai setengah jam. Padahal celana di kait di pintu. Saking paniknya,” kata Sabar”
Setelah sekian lama mencari-cari pakaian, lantas Pak Sabar bergegas pergi melihat jenazah ke RSUD Pandega yang dikabarkan cucunya tersebut sudah meninggal.
Padahal, Cucunya masih hidup, dia bernama Eka dan bekerja di salah satu toko di Pangandaran.
Pada waktu itu, cucunya memang sedang tidak ada di rumah, ia menginap di tempat kerjanya.
“Saya langsung kesana, saya ketuk pintunya. Terus ada orang yang keluar, saya tanya cucu saya. Katanya cucunya ada lagi tidur,” Ucapnya.
Dengan kondisi masih panik, ia pun tidak mempercayai ucapan orang tersebut. Sabar pun memastikan, mendekati lebih dekat cucunya yang sedang tertidur.
“Ternyata benar cucu saya mah ada sedang tidur. Lalu saya bangunkan dan membawa pulang ke rumah,” ujarnya.
Meski demikian, nama cucunya Eka sudah di umumkan melalui pengeras masjid, bahwa Eka dinyatakan meninggal dunia.
Penyebab kejadian tersebut diduga minimnya penerangan di kamar mayat RSUD Pandega Pangandaran,
Perihal tersebut kami pun berhasil meminta tanggapan Direktur Utama Rumah Sakit Pandega Pangandaran Titi Sutiamah menjelaskan bahwa, membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Memang di kita (pandega) itu ada mayat belum ada identitas. Karena mayat itu datang jam 03:00 pagi,” kata Titi saat di konfirmasi wartawan Rabu, (26/6/2024) di Rumah Sakit Pandega.
Namun kata dia, salah satu petugas pandega menyebut jenazah tersebut terdapat kemiripan dengan tetangganya.
Meski demikian, Titi menampik dengan kurangnya penerangan lampu di kamar jenazah. Karena menurutnya lampu sudah sesuai dengan Standar yang ditentukan.
Bukan lampu yang tidak jelas, kalau lampu tidak jelas, kan seharusnya bu kader (Mardiah) juga tidak bisa melihat. Jadi kalau dari penerangan sudah jelas atau terang, karena waktu itu didampingi oleh bidan,” katanya”.
Titi menduga, permasalahan tersebut karena usia pak Sabar mungkin yang sudah tua, dan pada waktu itu penglihatan pak sabar buram karena katanya habis bangun tidur, Jadi bukan penerangan yang tidak jelas,” pungkas Titi”. (N.Nurhadi)