Politik

Pengaruh Nomor Urut Paslon Pilbup Bondowoso 2024, Benarkah Simbol Kemenangan

×

Pengaruh Nomor Urut Paslon Pilbup Bondowoso 2024, Benarkah Simbol Kemenangan

Sebarkan artikel ini
Junaidi, S.H. Mantan ketua KPU Bondowoso/Presidium KAHMI 2024-2029.(Ubay/Lensanusantara.co.id

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bondowoso telah menggelar pengundian sekaligus penetapan nomor urut pasangan calon (paslon) Bupati dan wakil Bupati Bondowoso, pada Senin malam (23/9/2024) bertempat di Ijen View Hotel.

Pada  momen tersebut, KPU Bondowoso menetapkan pasangan calon Ra Hamid – Ra As’ad (Rahmad) nomor urut 01 dan Bambang- Gus Baqir (Bagus) nomor urut 02.

Example 300x600

Nomor urut biasanya juga akan menjadi jargon atau slogan juga simbol-simbol saat kampanye untuk menjadi identitas paslon.

Lantas apa pengaruhnya nomor urut Paslon? Benarkah menjadi simbol kemenangan?

Mantan ketua KPU Kabupaten Bondowoso, Junaidi, mengatakan, nomor urut tertentu tidak memberikan dampak langsung secara elektoral.

Dia menyebut nomor urut paslon tak memiliki pengaruh apapun. Bahkan, menurutnya nomor urut hanya sekadar menjadi penanda di kertas suara.

Apalagi, kata dia, hanya ada dua paslon 01-02, sehingga memudahkan masyarakat mencoblos surat suara, tinggal dibuka kemudian ada pilihan kiri-kanan, tak sebanyak kertas suara di pemilu kemarin.

“Jadi tidak ada nilainya secara elektoral mau nomor satu, dua. Masing-masing paslon pasti punya justifikasi dengan berbagai macam pembenaran yang mengatakan nomor satu bermakna demikian, nomor dua bermakna demikian, pada akhirnya masyarakatlah yang menentukan pilihan,” kata Junaidi, kepada lensanusantara.co.id, Rabu (25/9/2024).

Presidum Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bondowoso periode 2024-2029 itu berpendapat, yang menjadi salah satu poin dalam gelaran Pilihan bupati khususnya, adalah popularitas paslon. Karenanya, jikapun paslon mendapat nomor urut satu atau dua tapi tak memiliki popularitas, maka itu tak ada artinya.

Selain itu, kata dia, yang menjadi faktor penentu kemenangan di Pilkada adalah soal personalitas dari kandidat.

Sebab, lanjutnya, yang menjadi ujung tombak adalah rekam jejak, visi misi, hingga program yang diusung oleh paslon.

“Jadi citranya, kemudian programnya dan yang ketiga yang paling utama isu-isu yang di sekitar mereka, bagaimana itu dikelola dan bisa menjadi amunisi efektif untuk meningkatkan elektabilitasnya,” ucapnya

Pria yang saat ini menjadi advokat itu juga menuturkan paslon di Pilbup kali ini tak bisa sekadar mengandalkan promosi program selama masa kampanye. Ini merupakan efek dari situasi politik yang terjadi setelah Pilpres beberapa waktu lalu.

“Saya kira jauh lebih penting justru melakukan pendekatan secara personal, meskipun kita hidup di era digital, saya kira sentuhan personal itu penting, kenapa, karena faktor pemilihnya yang sudah terpecah belah,” tuturnya.

“Ini adalah era di mana gimik politik akan jauh lebih dominan menentukan keterpilihan, dibandingkan promosi program meskipun bombastis,” imbuhnya.

Yang pasti, nomor urut tidak bisa dijadikan barometer atau kunci kemenangan paslon.

“Hanya saja, untuk mempermudah pemilih mungkin iya, namun mempermudah itu tergantung dari bagaimana cara timses paslon mengelola, dan mengemas perolehan nomor urut tersebut menjadi mudah dipahami oleh pemilih,’’ papar Junaidi. (*/Ubay)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.