LENSANUSANTARA.CO.ID – KEYAKINAN Presiden Ir Joko Widodo terhadap sumber daya manusia (SDM) putra-putri bangsa untuk mengelola blok rokan tampak semakin nyata. Sejak diambil alih 9 Agustus 2021 silam dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Pertamina terus berinovasi meningkatkan dan menjaga kebutuhan energi nasional melalui produksi minyak di blok rokan.
Tiga tahun mengelola Wilayah Kerja (WK) Rokan melalui anak perusahaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Pertamina terus memperlihatkan trend positif. Selain meningkatkan produksi guna menjaga ketersediaan energi nasional, juga mewujudkan akselerasi melalui berbagai Kerjasama dan terobosan serta teknologi baru bahkan yang pertama di Dunia.
VENUS (e-Mars 2.0) adalah salah satu teknologi dari berbagai teknologi terbaru yang berhasil diciptakan oleh perwira PHR dalam mengelola serta mengeksplor dan menganalisa sumur-sumur tua demi tetap menjaga energi minyak bagi Indonesia.
Dibawah komando Afrilia Elisa, Sr Petroleum Engineer beserta beberapa perwira lainnya, PHR mampu mengembangkan teknologi e-Mars menjadi e-Mars 2.0 atau disebut VENUS yang berbasis Artificial Intelligent (AI) Expert System.
Ibarat menemukan kembali mutiara dari sumur tua, berkat VENUS, PHR mampu menekan laju penurunan produksi alamiah atau disebut (Declining rate) sumur-sumur di lapangan minyak Minas, yang mana dari 11 % menjadi 6 % per tahun. Capaian tersebut menjadi sempurna setelah teknologi VENUS mampu memberikan nilai tambah (value creation) hingga Rp.200 miliar rupiah dari 150 sumur existing tanpa harus melakukan pengeboran sumur baru.
Kinerja VENUS tersebut langsung dapat disaksikan oleh 12 jurnalis dari berbagai media yang dihadirkan PHR di sumur Minas 6F94, pada Kamis (08/08/2024). Dimana setelah dilakukan reconfigure dari hasil analisa VENUS berhasil di dapatkan cadangan minyak dengan kualitas air 30 % dan 70 % minyak, temuan tersebut merupakan capaian tertinggi dari sumur tua dimana biasanya reconfigure minyak hanya menemukan di bawah 10 %.
Begitu besar peran teknologi hasil karya anak bangsa tersebut sehingga bagian Petroleum Engineer PHR memproyeksikan akhir 2024, VENUS dapat membantu mengevaluasi hingga 300 sumur dari total 1500 sumur produksi di Minas, dengan proyeksi value creation sebesar Rp 450 miliar.
VENUS (e-Mars 2.0) tidak saja berhasil di WK Rokan, inisiatif teknologi lanjutan dari inovasi berkode e-MARS ini juga telah menyumbang perhargaan bagi PHR dalam berbagai ajang pertunjukan teknologi dan inovasi Pertamina.
Bahkan, Afrilia Elisa, Sr Petroleum Engineer mengungkapkan, teknologi VENUS sudah menarik berbagai anak perusahaan Pertamina dari banyak bagian di Indonesia untuk menggunakannya.
Untuk di Riau, Wanita yang akrab disapa Lisa ini mengungkapkan bahwa metode evaluasi Venus akan diterapkan di lapangan Bangko-Balam yang memiliki karakteristik serupa Lapangan Minas, dengan jumlah lebih dari 600 sumur.
“Keunggulan Venus ini mampu melakukan analisa secara real time dan berkelanjutan setiap saat, hal ini cukup membantu kerja PHR dalam melakukan eksplore di sumur-sumur existing terutama di 1500 sumur tua pada lapangan minyak Minas. Alhamdulillahnya, hingga saat ini anggaran untuk proyek VENUS ini masih nol rupiah, namun sudah mampu memberikan hasil yang cukup signifikan,” ujarnya selaku kepala proyek VENUS.
Atas capaian yang berhasil diraih para perwira PHR melalui teknologi VENUS ini mendapat apresiasi dari pimpinan PHR, sebagaimana diungkapkan EVP Upstream Business, Andre Wijanarko, walaupun sumur-sumur tua lapangan Minas telah berumur lebih dari 8 dekade, inovasi yang dilakukan para perwira PHR terbukti berhasil membuktikan bahwa teknologi dan cara berpikir baru dapat mengungkap cadangan terbukti (reserve) lapangan tua untuk diproduksi.
Senada dengan Andre, Vice President Transformasi Digital SKK Migas, Rendra Utama, juga menyampaikan apresiasinya kepada PHR atas keberhasilan menciptakan terobosan inovasi VENUS ( e-MARS 2.0 ) yang menjadi bukti keandalan teknologi digital untuk mendukung peningkatan produksi.
Borong Berbagai Penghargaan
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mampu mengalahkan 35 tim lain pada kompetisi Digital Hackathon SKK Migas 2024. Tidak tanggung-tanggung, Perwira PHR mampu memboyong dua penghargaan sekaligus perhargaan khusus yang diumumkan pada penutupan Kegiatan Rencana Kerja Produksi, Metering dan Pemeliharaan Fasilitas (PPF) 2024 di Surabaya, Rabu (5/6/2024) silam.
Puluhan tim lainnya dari berbagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) harus tunduk pada teknologi PHR yang menampilkan Solusi inovatif memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk meningkatkan produksi, keandalan dan efisiensi operasi.
PHR juga mendapatkan penghargaan kategori khusus atau Honorable Mention atas aplikasi Venus yang merupakan pengembangan dari kecanggihan e-Mars 2.0 (Minas Advance Reactivation Strategy) sebagai AI-expert system yang diciptakan oleh para pekerja PHR ini untuk mendukung inisiatif strategis juga ditampilkan. Teknologi e-Mars terbukti mampu mengaktifkan kembali sumur-sumur non produktif. Sejauh ini, e-Mars telah berhasil mengaktifkan kembali lebih dari 700 sumur non produktif sejak alih kelola di WK Rokan.
VP Operation & Maintenance (O&M) PHR I Gede Putu Ambara Guna yang turut hadir pada pengumuman pemenang kompetisi Digital Hackathon SKK Migas 2024 mengapresiasi pencapaian para pekerja PHR atas inovasi yang dilahirkan. Pendekatan digitalisasi dan teknologi dinilai sangat berkontribusi dalam upaya meningkatkan keandalan operasi dan produksi.
PHR kata Gede, akan terus mendorong pekerja untuk terus berinovasi dengan pendekatan teknologi di WK Rokan. Transformasi digital memperkuat psosi PHR sebagai salah satu perusahaan migas yang unggul dalam teknologi surface maupun subsurface.
“Ini merupakan salah satu implementasi tata nilai AKHLAK dari para pekerja di WK Rokan. Dengan berkolaborasi antar fungsi, kami mampu melahirkan inovasi-inovasi baru dalam mendukung upaya ketahanan energi nasional,” ujarnya.
Tentang VENUS (e-Mars 2.0)
Inovasi VENUS (e-Mars 2.0) pada prinsipnya adalah memilah dan melakukan evaluasi sumur secara menyeluruh dan serentak pada lapangan minyak tertua di WK Rokan yakni lapangan Minas, secara konsisten, konprehensif, otomatis real time dan continues dibantu oleh teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) sehingga prosesnya menjadi lebih baik, cepat, efektif dan efisien.
VENUS disebut the new era of sub surface review (Using Advance Reservoir Management and Artificial Intelligence) yang diinisiasi oleh 6 perwira PHR yakni Irdas Muswar (Team Manager Minas), Joko Nugroho Phw (Team Manager PRIME AST), Afrilia ELisa (Sr PE), Riri S Puspitasari (Sr ES), M Awqi Gibran (Sr PE AI), Chairul Ichsan (AI/ML Engineer).
Dalam implementasinya, VENUS melakukan Proses Simplifacation (mempermudah proses evaluasi), Akselerasi proses evaluasi secara significant (AI), Konsistensi evaluasi sesuai RM (Standard process), Prioritisasi eksekusi secara tepat(decision making) semua itu merupakan teknology capability untuk mendukung peningkatan produksi minyak terutama di lapangan minyak Minas.
VENUS (e-Mars 2.0) merupakan ivonasi lanjutan dari proyek sebelumnya diberi nama e-Mars. VENUS (e-Mars 2.0) mencakup Idle plus active wells review, Proposal job type, Sand plus perforation interval level recommendation based on analog & log pattern analysis, Fundamental oil gain estimation approach, producer to injector Allgriment, Current oil water contact level estimation.
Sedangkan proyek sebelumnya yakni e-Mars hanya meliputi, Idle wells review, Proposal Job Type, Sand leel recommendation based on analog, dan simple oil gain estimation approach.
Peningkatan e-Mars ke e-Mars 2.0 (VENUS) yang begitu signifikan mampu mempermudah PHR dalam mengeksplore sumur-sumur tua terutama yang sudah 8 abad tidak diproduksi kembali.
Sejarah Lapangan Minyak Minas
Blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berada dilahan seluas sekitar 6.200 km2 yang terletak pada 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations).
WK Rokan sendiri kini memproduksi seperempat minyak mentah secara nasional atau sepertiga produksi dari PT Pertamina.
Dari belasan ribu sumur di Blok Rokan, terdapat sumur tertua atau sumur pertama yakni pada lapangan minyak Minas di eksplore pada 1977. Hingga ini lapangan minyak Minas terdapat 1500 sumur lama yang sebagian besar sudah tidak memproduksi lagi.
Dalam catatan sejarah, lapangan Minas pernah mencapai rekor tertinggi dalam produksi migas yakni pada 1981, PT Chevron berhasil menemukan cadangan minyak Minas tepatnya di kota Duri, saat itu produksi minyak negara Indonesia mencapai puncaknya hingga 1,6 juta barel/hari. Dengan capaian tersebut Indonesia berada pada jajaran 11 produsen minyak terbesar di seluruh Dunia.**