Inovasi

Afrilia Elisa Buktikan Working Mom Tak jadi Penghalang untuk Sukses

×

Afrilia Elisa Buktikan Working Mom Tak jadi Penghalang untuk Sukses

Sebarkan artikel ini
Pertiwi PHR
Pertiwi PHR, Afrilia Elisa

LENSANUSANTARA.CO.ID – Salah seorang pertiwi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mengukir sejarah dan menginspirasi ribuan perwira PT Pertamina lainnya dalam mewujudkan inovasi terutama untuk menjaga keberlangsugan dan ketersediaan energi bagi negeri.

Kisah wanita lulusan Perguruan Tinggi Kedinasan Sekolah Tinggi Energi dan Mineral (PTK Akamigas-STEM) Cepu, Jawa Tengah pada tahun 2010 dengan program studi Produksi Minyak dan Gas Bumi ini dimulai pada awal 2024.

Example 300x600

Adalah Afrilia Elisa, memulai kesuksesannya menciptakan inovasi berkat rasa lelah dan jenuh dalam melakukan evaluasi manual terhadap analisa data yang dilakukan satu-persatu pada sumur tua di lapangan minyak Minas memicu para perwira di bagian Petroleum Engineer PT PHR untuk berfikir keras.

“Lelah yang menjadi berkah”, kata ibu dari dua anak yang akrab disapa Lisa ini saat mulai mengisahkan bagaimana dirinya bersama sejumlah tim kecil yang beranggotakan 6 orang berhasil menggabungkan teknologi kecerdasan pemikiran manusia dengan Artificial Intelligence (AI) agar bisa melihat dan mengeksplore cadangan minyak dari sumur tua secara real time dan continue.

Hasil kerja keras tim yang di ketuai olehnya setelah bertukus lumus selama 3 bulan akhirnya berbuah manis dan menjadi catatan sejarah pada perminyakan tanah air dan di Dunia. Bagaimana tidak, teknologi yang diberi nama proyek VENUS (e-Mars 2.0) berhasil mereka racik bersama dan menjadi bagian penting dalam ekplorasi ketersediaan energi di wilayah kerja (WK) Rokan.

Sangat mengagumkan lagi, proyek VENUS (e-Mars 2.0) berhasil diciptakan tanpa harus mengeluarkan biaya sepersen pun, namun dalam implementasinya justru memberikan nilai tambah (value creation) hingga Rp.200 miliar rupiah dari 150 sumur existing tanpa harus melakukan pengeboran sumur baru.

Dalam penciptaan VENUS ini, Afrilia Elisa menjadi sosok penting yang memimpin proyek tersebut. Meskipun terdapat beberapa nama lain seperti Irdas Muswar (Team Manager Minas), Joko Nugroho Phw (Team Manager PRIME AST), Riri S Puspitasari (Sr Earth Scientist), M. Awqi Gibran (Sr PE AI), dan Chairul Ichsan (AI/ML Engineer).

Lisa memulai karir di PT PHR sejak tiga tahun lalu pada awal mula alih Kelola dari PT CPI ke Pertamina. Lahir dari latar belakang keluarga yang sederhana, anak pertama dari dua bersaudara ini bisa membuktikan bahwa seorang working mom dengan tugas sebagai seorang istri dan ibu dari dua anak putra dan putri tetap bisa berkarya dan menyumbang manfaat bagi bangsa melalui kecerdasan pemikiran dan dedikasi terhadap pekerjaan hingga mampu memberikan keuntungan berlimpah bagi negara.

“Sebelum masuk perguruan tinggi, saya bersekolah di salah satu sekolah asrama semi militer terbaik di Indonesia, SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah. Hal itu cukup mendidik saya menajdi pribadi yang kuat serta mandiri, meski diemban tugas sebagai seorang istri dan ibu dari anak-anak saya, namun dalam bekerja saya tetap professional dan memberikan seluruh kemampuan yang dimiliki,” ujar pertiwi yang sudah 14 tahun berpengalaman bekerja di berbagai aspek Teknik Perminyakan tersebut.

Sebagai salah seorang dari beberapa nama di cross functional tim di PHR WK Rokan dalam penciptaan VENUS (e-Mars 2.0) Lisa mengaku sangat senang, bagaimana tidak hasil karya anak bangsa ini telah memberikan revenue sekitar 200 miliar dan ditargetkan mencapai Rp.450 miliar dari 300 sumur hingga akhir tahun mendatang.

Dalam perjalananya menciptakan teknologi proyek VENUS, Lisa dan rekan-rekan mengaku tidak menemukan kendala yang berarti, hal itu karena para personal yang terlibat dalam proyek E-Mars 2.0 merupakan tenaga ahli perwira pertiwi yang kompeten dan mendapatkan full support dari leadership team untuk pembuatan inovasi VENUS.

“Terkait aspek teknis, tantangannya adalah ketika melakukan trial dan testing untuk memastikan logic yang ditanamkan di VENUS hasilnya sesuai yang dilakukan oleh tenaga ahli,” terangnya.

Dalam waktu dekat, Proyek VENUS (e-Mars 2.0) akan diadopsi pada lapangan minyak lain seperti Bangko-Balam yang memiliki karakteristik serupa Lapangan Minas, dengan jumlah lebih dari 600 sumur existing.

“Secara pribadi perasaan saya tentunya sangat senang karena inovasi yang kita buat berguna untuk semua dan memberikan dampak postif terhadap perusahan dan negara,” ucapnya.

Tentang VENUS (e-Mars 2.0)

Inovasi VENUS (e-Mars 2.0) pada prinsipnya adalah memilah dan melakukan evaluasi sumur secara menyeluruh dan serentak pada lapangan minyak tertua di WK Rokan yakni lapangan Minas, secara konsisten, konprehensif, otomatis real time dan continues dibantu oleh teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) sehingga prosesnya menjadi lebih baik, cepat, efektif dan efisien.

VENUS disebut the new era of sub surface review (Using Advance Reservoir Management and Artificial Intelligence).

Dalam implementasinya, VENUS melakukan Proses Simplifacation (mempermudah proses evaluasi), Akselerasi proses evaluasi secara significant (AI), Konsistensi evaluasi sesuai RM (Standard process), Prioritisasi eksekusi secara tepat(decision making) semua itu merupakan teknology capability untuk mendukung peningkatan produksi minyak terutama di lapangan minyak Minas.

VENUS (e-Mars 2.0) merupakan ivonasi lanjutan dari proyek sebelumnya diberi nama e-Mars. VENUS (e-Mars 2.0) mencakup Idle plus active wells review, Proposal job type, Sand plus perforation interval level recommendation based on analog & log pattern analysis, Fundamental oil gain estimation approach, producer to injector Allgriment, Current oil water contact level estimation.

Sedangkan proyek sebelumnya yakni e-Mars hanya meliputi, Idle wells review, Proposal Job Type, Sand leel recommendation based on analog, dan simple oil gain estimation approach.

Peningkatan e-Mars ke e-Mars 2.0 (VENUS) yang begitu signifikan mampu mempermudah PHR dalam mengeksplore sumur-sumur tua terutama yang sudah 8 abad tidak diproduksi kembali.

Saat ini, VENUS masih melakukan evaluasi pada sumur tertua di WK Rokan yakni lapangan minyak Minas. Dimana pada lapangan pertama di Sumatera ini terdapat 1500 sumur tua yang sudah tidak diproduksi dan mengalami penurunan produksi hingga 11 %.

Berkat VENUS, penurunan produksi berhasil ditekan hingga pada angka 6%, Dimana ratusan sumur sudah Kembali bisa diaktifkan di produksi Kembali berkat hasil Analisa e-Mars 2.0.

Berbicara lapangan Minas, merupakan salah satu lapangan dari WK Rokan yang terbentang pada dilahan seluas sekitar 6.200 km2 yang terletak pada 7 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Terdapat 80 lapangan aktif dengan 11.300 sumur dan 35 stasiun pengumpul (gathering stations).

WK Rokan sendiri kini memproduksi seperempat minyak mentah secara nasional atau sepertiga produksi dari PT Pertamina.

Dari belasan ribu sumur di Blok Rokan, terdapat sumur tertua atau sumur pertama yakni pada lapangan minyak Minas di eksplore pada 1977. Hingga ini lapangan minyak Minas terdapat 1500 sumur lama yang Sebagian besar sudah tidak memproduksi lagi.

Dalam catatan sejarah, lapangan Minas pernah mencapai rekor tertinggi dalam produksi migas yakni pada 1981, PT Chevron berhasil menemukan cadangan minyak Minas tepatnya di kota Duri, saat itu produksi minyak negara Indonesia mencapai puncaknya hingga 1,6 juta barel/hari. Dengan capaian tersebut Indonesia berada pada jajaran 11 produsen minyak terbesar di seluruh Dunia.

Proyek VENUS (e-Mars 2.0) pun telah berhasil mengukir prestasi dan mendapat berbagai penghargaan. PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mampu mengalahkan 35 tim lain pada kompetisi Digital Hackathon SKK Migas 2024.

Tidak tanggung-tanggung, Perwira PHR mampu memboyong dua penghargaan sekaligus, perhargaan khusus yang diumumkan pada penutupan Kegiatan Rencana Kerja Produksi, Metering dan Pemeliharaan Fasilitas (PPF) 2024 di Surabaya, Rabu (5/6/2024) silam.

Puluhan tim lainnya dari berbagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) harus tunduk pada teknologi PHR yang menampilkan Solusi inovatif memanfaatkan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk meningkatkan produksi, keandalan dan efisiensi operasi.

PHR justru mendapatkan penghargaan kategori khusus atau Honorable Mention atas aplikasi VENUS yang merupakan pengembangan dari kecanggihan e-Mars 2.0 (Minas Advance Reactivation Strategy) sebagai AI-expert system yang diciptakan oleh para pekerja PHR ini untuk mendukung inisiatif strategis juga ditampilkan. Teknologi e-Mars terbukti mampu mengaktifkan kembali sumur-sumur non produktif. Sejauh ini, e-Mars telah berhasil mengaktifkan kembali lebih dari 700 sumur non produktif sejak alih kelola di WK Rokan.**

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.