Madiun, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kabupaten Madiun memperingati Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober di Monumen Kresek. Upacara ini dihadiri oleh pelajar, mahasiswa, Forkopimda, dan OPD, dengan tujuan mengenang peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang pernah melanda wilayah tersebut.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Madiun, H. Tontro Pahlawanto, mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk meluruskan pandangan bahwa Madiun bukanlah basis PKI. Sebaliknya, Madiun merupakan korban dari upaya penguasaan oleh PKI, yang akhirnya digagalkan oleh pasukan Siliwangi.
“Kita selalu meluruskan sejarah yang mungkin salah dipahami. Madiun bukan basis PKI, tapi tempat pelarian komunis. Banyak tokoh Madiun menjadi korban di lokasi ini (Monumen Kresek),” ungkap Tontro.
Pemerintah Kabupaten Madiun, melalui Dinas Pendidikan, juga telah memasukkan pelajaran muatan lokal tentang sejarah kelam PKI bagi siswa SD dan SMP. Tujuannya agar generasi muda tidak salah memahami sejarah. “Melalui upacara ini, kita peringatkan kembali bahwa gerakan seperti PKI tidak boleh bangkit lagi karena membahayakan keutuhan NKRI,” tambahnya.
Kapolres Madiun, AKBP Muhammad Ridwan, juga menyatakan bahwa pihaknya mengamankan jalannya acara dengan puluhan personel. Ia menekankan pentingnya pemahaman sejarah yang benar di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.
“Madiun bukan basis PKI, tapi tempat pemberontakan PKI. Ini yang harus dipahami dengan jelas,” ujar Ridwan.
Setelah upacara, para pelajar, mahasiswa, dan pejabat berkeliling Monumen Kresek, menyaksikan relief yang menggambarkan kekejaman PKI, sebagai pengingat akan perjuangan para pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI. Kegiatan ini diharapkan memperkuat semangat cinta tanah air dan menjaga keutuhan bangsa.