KILANG Dumai telah berusia 53 tahun pada 2024 ini. Sebagai tulang punggung nasional dalam penyedia produk bahan bakar minyak (BBM), ia mampu memproduksi berbagai inovasi yang menjadikannya masa depan dalam mewujudkan cita-cita kemandirian energi bagi negeri.
Dikelola oleh putra – putri terbaik bangsa, membuat kilang yang berdiri kokoh di Jalan Putri Tujuh, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai Provinsi Riau tersebut terus menambah panjang catatan pretasinya.
Sejak resmi dioperasikan pada 1971 silam, kilang RU Dumai telah berhasil memproduksi berbagai BBM serta non BBM yang telah dinikmati masyarakat Indonesia serta didistribusikan hingga ke berbagai negara.
Kilang Dumai dan Sei Pakning terus mempertahankan gelar sebagai kilang kebanggaan Indonesia. Meski tidak mudah, namun bersama perwira Pertamina terbaik yang terus berinovasi, mereka bertransformasi sehingga menjadi salah satu bagian terpenting dalam menjaga serta mempertahankan energi bagi negeri, khususnya di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
Seiring perkembangan teknologi, PT KPI Dumai dan Sei Pakning terus berinovasi sehingga menjadi salah satu penghasil produk migas yang sangat menjanjikan. Hal itu dibuktikan melalui produksi ramah lingkungan Bernama Low Sulphur Marine Fuel Oil.
Produk tersebut merupakan inovasi terbaru untuk bahan bakar kapal berbasis ramah lingkungan. Meski secara resmi diluncurkan pada tahun 2020 lalu, PT KPI Dumai dan Sei Pakning mampu melakukan rekayasa proses serta managemen bahan baku sehingga menghasilkan value creation setara USD 265 juta.
Berkat produk ramah lingkungan seperti Low Sulphur Marine Fuel Oil, kilang Dumai dan Sei Pakning kini menjadi salah satu kilang dengan predikat green refinery.
Hal itu selaras dengan visi dan misi RU Dumai yakni menjadi kilang minyak dan petrokimia berbasis green dan eco-friendly refinery yang kompetitif berkelas dunia di tahun 2028.
“Kami akan terus menunjukkan kontribusi sebagai salah satu kilang yang memberikan kontribusi memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, khususnya di wilayah Sumbagut,” ujar Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan, Jumat (04/10/2024) kemarin.
Dia juga mengucapkan terimakasih atas kepercayaan dan dukungan seluruh masyarakat yang mendoakan operasional kilang hingga dapat terus berjalan dengan andal. Dia berjanji akan terus berupaya menjaga pasokan kebutuhan BBM bagi masyarakat lewat keandalan kilang Dumai-Sei Pakning.
“Hal ini sudah jadi komitmen penuh kami sebagai perusahaan migas nasional demi mencapai ketahanan energi nasional,” jelasnya.
Kunci sukses kilang Dumai dan Sei Pakning dalam mewujudkan green refinery dan produksi ramah lingkungan adalah dengan mendorong para perwira mereka untuk terus berinovasi,baik inovasi produk maupun system digitalisasi yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan profit dan keandalan kilang.
Dalam mewujudkan hal tersebut, PT KPI Dumai -Sei Pakning memiliki dua strategi jitu strategi yakni lewat program Continuous Improvement Program (CIP) dan Anual Quality Pertamina Award (APQA). Sehingga ini mendorong pekerja untuk terus melakukan riset.
Berkat komitmen yang tinggi untuk menjaga ketahanan energi bagi negeri, kini PT KPI Dumai dan Sei Pakning mampu memproduki 170 barel per harinya.
Buah dari meningkatkan serta mengembangkan produksi tersebut,PT KPI Kilang Dumai berhasil meraih berbagai penghargaa baik di tingkat nasional maupun internasional, yang terbaru adalah penghargaan “Best Innovation Award” dalam ajang tahunan bergengsi Forum Fasilitas Produksi Migas di Surabaya. Hal itu di capai berkat keberhasilan dalam menciptakan value creation setara US$ 265 juta lewat rekayasa proses dan manajemen bahan baku kilang serta menghasilkan valuable product baru yaitu Low Sulphur Marine Fuel Oil.
Product Low Sulphur Marine Fuel Oil berhasil diwujudkan berkat inovasi yang dikembangkan, sehingga dapat menekan secara drastis kebutuhan crude dari Duri mencapai 0 persen dibandingkan rancangan awal yaitu 17,5 persen. Sehingga, crude dari Duri tersebut digunakan untuk memproduksi produk ramah lingkungan yakni Low Sulphur Marine Fuel Oil.
“Umumnya dalam bisnis kilang dan petrokimia, biaya pasokan crude oil atau minyak mentah merupakan salah satu komponen terbesar hingga 85 persen. Sehingga hal tersebut mendorong PT KPI Kilang Dumai untuk mencoba menekan nilai tersebut. Akhirnya, melalui inovasi yang kami kembangkan, kami dapat menekan secara drastis kebutuhan crude dari Duri dan digunakan untuk memproduksi Low Sulphur Marine Fuel Oil,” jelas Fritz Mardohar, salah satu inovator produk.
Saat ini PT KPI di Dumai dan Sei Pakning telah mampu memproduksi 1,2 juta barrel produk Low Sulphur Marine Fuel Oil per bulan. Secara akumulatif, kedua kilang tersebut telah mendistribusikan Low Sulphur Marine Fuel Oil sebanyak 23,6 juta barel di lingkup domestik sampai internasional, seperti Malaysia dan Singapura.
Selain itu, pada 17 Mei 2024 kemarin, PT KPI Kilang Dumai juga telah berhasil meluncurkan produk baru yang digunakan untuk mendukung proyek eksplorasi nasional Direktorat Hulu (Upstream), yakni Smooth Fluid 05 (SF-05) dengan (lifting) perdana sebanyak 7.000 Bbl (barel) dan memberikan revenue tambahan bagi PT KPI dengan estimasi sebesar USD 840.000.
Keberhasilan tersebut kembali menambah catatan milestone kinerja cemerlang yang telah dilakukan kilang Dumai sebagai salah satu garda terdepan Pertamina dalam mencapai kemandirian energi nasional.**
Penulis: Megi Alfajrin