Politik

Mahasiswa Kecewa, Ketidakhadiran Paslon 02 Dalam Acara Forum Terbuka “Jepara dengan Sederet Problematika” di Kampus UNISNU

×

Mahasiswa Kecewa, Ketidakhadiran Paslon 02 Dalam Acara Forum Terbuka “Jepara dengan Sederet Problematika” di Kampus UNISNU

Sebarkan artikel ini
UNISNU Jepara
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jepara dengan nomer urut 01 Gus Nung - Iqbal saat Debat terbuka dengan Moderator di gedung Auditorium Unisnu (Foto: Yosef/Lensa Nusantara)

Jepara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Forum terbuka yang diadakan di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara merupakan sebuah platform penting untuk mendiskusikan isu-isu krusial yang dihadapi masyarakat. Dalam kesempatan ini, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang diberikan kesempatan untuk mempresentasikan visi dan misi mereka kepada mahasiswa namun tidak untuk Kampanye tapi diskusi publik antar paslon. Kamis (24/10/2024).

Acara yang berlangsung di Gedung Auditorium lantai 3 kampus UNISNU Jepara, karena keterlibatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan masyarakat yang tinggi juga harapan untuk menciptakan naskah kebijakan yang lebih baik. Dengan latar belakang kondisi pendidikan di Jepara yang memerlukan perhatian lebih, diskusi ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi solusi sistematis terhadap problematika atau masalah yang ada.

Example 300x600

Namun, ketidakhadiran pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor 02, yaitu Witiatso dan Hajar, pada forum ini menimbulkan pertanyaan tentang komitmen mereka terhadap dialog terbuka dengan mahasiswa.

“Hal ini disayangkan, karena forum ini memberikan kesempatan bagi calon pemimpin untuk mendengarkan langsung aspirasi publik terutama Mahasiswa,” ujar salah satu panitia

“Ketidakhadiran mereka juga jelas mengurangi kepercayaan kami (Mahasiswa,red) terhadap cakap tidaknya mereka dalam menghadapi isu-isu penting. Keterlibatan dalam acara semacam ini seharusnya menjadi prioritas bagi calon yang serius ingin memimpin Kabupaten Jepara,” sambungnya.

Beruntungnya, moderator forum, Tarisa, yang merupakan mahasiswi yang memiliki pengalaman dalam penyiaran radio, sehingga dapat memfasilitasi diskusi dengan baik, tema yang dibawakan “Jepara dengan Sederet Problematikanya”

Moderator dengan pengalaman yang dimilikinya, Tarisa mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi semua pihak yang hadir. Kemampuan untuk menarik perhatian dari berbagai perspektif dan memastikan setiap pendapat didengarkan adalah bagian dari tanggung jawab yang diemban oleh moderator.

Salah satu permasalahan yang pelik adalah banyak nya Anak Putus Sekolah (APS) sang moderator mulai mencecar pertanyaan Paslon dengan nomer urut 1 (satu) ini.

Gus Nung menekankan, pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan dan menjanjikan pendidikan dasar 9 tahun secara gratis. Di sisi lain, Iqbal menyoroti pentingnya data dan angka dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi angka putus sekolah yang terus meningkat.

Pada kesempatan tersebut, Gus Nung mengusulkan kebijakan peningkatan kualitas pendidikan melalui penggratisan pendidikan dasar selama 9 tahun. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu mengurangi angka putus sekolah di kalangan masyarakat kurang mampu.

Dalam analisisnya, Iqbal mengungkapkan bahwa alokasi biaya pendidikan dari APBD sebesar 20% seharusnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Ia menyebutkan bahwa gagasan tentang pengurangan gaji guru dan fokus pada peningkatan infrastruktur sekolah harus dipertimbangkan secara serius.

“Guru lebih penting,” tegas Iqbal.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa anggaran yang lebih besar belum cukup jika tidak diimbangi dengan strategi yang tepat. “Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap anak di Jepara mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan berkesinambungan,” tambah Iqbal.

Isu lain yang diangkat dalam diskusi adalah peran komite sekolah yang sering kali menambah beban biaya bagi siswa dan orang tua. Dikatakan bahwa sekolah negeri masih menarik pembayaran melalui komite, yang berpotensi menciptakan ketidakadilan.

Hal ini menimbulkan keprihatinan terkait aksesibilitas pendidikan bagi masyarakat dengan ekonomi rendah. Dalam konteks ini, perlu ada kebijakan yang lebih adil agar tidak ada siswa yang tertinggal hanya karena keterbatasan finansial.

Pendidikan memiliki dampak signifikan terhadap masa depan Kabupaten Jepara. Dengan meningkatkan kualitas pendidikan, diharapkan akan terbentuk generasi yang lebih unggul, yang dapat berkontribusi pada pembangunan daerah.

Calon bupati diharapkan mampu memberikan solusi terhadap tantangan pendidikan, termasuk angka putus sekolah dan alokasi anggaran yang lebih efisien. Keberhasilan dalam sektor pendidikan akan mempengaruhi keberhasilan di sektor-sektor lain, membuat pendidikan menjadi fondasi yang penting untuk masa depan.

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.