Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dalam debat kedua Pilgub Jawa Tengah, yang digelar oleh KPU Jawa Tengah (Jateng) Minggu, (10/11/202) malam, Cawagub Hendrar Prihadi (Hendi) calon nomor urut 1, sempat mengatakan terkait keluhan para petani Tomat yang ada di Kabupaten Banjarnegara, saat dirinya melakukan kampanye harga tomat anjlok dan banyak yang dibuang oleh para petani.
Hendi juga menyinggung harga tembakau yang ada di Kabupaten Temanggung dan Wonosobo yang mengeluh hasil panen yang tidak dibeli oleh sebuah perusahaan tembakau.
Pernyataan yang disampaikan Hendi memang berkaitan dengan program dan visi misin yang mencanangkan jika dirinya bersama Cagub Andika Perkasa dapat terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah nanti.
Menanggapi hal tersebut, lensanusantara.co.id mencoba menemui salah satu petani yang ada di Desa Petir, Ali mengatakan apa yang disampaikan Hendi tersebut memang ada benarnya, karena menurutnya satu bulan lalu harga tomat sempat anjlok drastis.
“Memang sebulan lalu harga memang hancur di harga Rp 2 ribu itu benar, baru beberapa hari ini sekitar 10 hari harga tomat naik, sempat di harga Rp 8 ribu, dan sekarang Rp 7 ribu, malah dulu mengalami harga sampai Rp 700 perak,” ungkap Ali, saat ditemui di kantor PPH Purwonegoro, Senin, (11/11/2024).
Tidak hanya tomat, penurunan harga juga terjadi jenis cabe rawit.
“Cabe juga turun, yang paling parah itu cabe sayur atau hijau, sempat di harga seribu rupiah, kalau saat ini harga Rp 6 ribu, yang keriting Rp 9 ribu, dan rawit Rp 32 ribu, yang paling parah saat ini singkong Rp 1.050,” tambah Ali.
Sementara dilokasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Banjarnegara, Firman Sapta Ady, S.Pt.A mengatakan, khusus untuk harga sayuran, dalam satu tahun memang petani mengalami kerugian satu kali dari hasil produksinya.
“Sebenarnya para petani kita sudah mengetahui dan menyadari bahwa dalam satu tahun dengan tiga kali musim tanam, terdapat satu siklus produksi yang mungkin mengakibatkan kerugian. Namun, demi menjaga pasokan dan kepercayaan pasar, mereka tetap melaksanakan tanamannya,” pungkas Firman kepada Wartawan Senin siang, (11/11/2024).