LENSANUSANTARA.CO.ID – Dwi Angga Septianingrum, S.Pd, M.Pd, bukanlah sekadar penulis. Ia adalah seorang pejuang inklusi yang melihat tulisan sebagai jembatan untuk membawa perubahan. Dalam mayoritas karyanya, Penulis Kelahiran Blitar, 20 September, yang berdomisili di Bondowoso ini menyuarakan cerita tentang mereka yang kerap terpinggirkan—komunitas disabilitas. Baginya, menulis adalah cara untuk memulai percakapan yang sering diabaikan: tentang hak, kesetaraan, dan keberdayaan.
Berdasarkan wawancara tim Lensa Nusantara (26/11/2024) perjalanan Dwi Angga menuju inklusi disabilitas dimulai dari kesadaran bahwa banyak orang dengan disabilitas masih terkungkung oleh stigma sosial. Ia merasa terpanggil untuk mengubah narasi itu. Melalui projek buku-bukunya, Angga tidak hanya menceritakan kisah mereka, tetapi juga mengajak pembaca untuk memahami perjuangan dan potensi luar biasa yang ada dalam komunitas disabilitas.
Namun, Dwi Angga tidak berhenti di sana. Semua keuntungan dari projek buku-buku yang ia terbitkan disalurkan sepenuhnya untuk mendukung program-program pemberdayaan disabilitas. Dari menyediakan alat bantu, membuka akses pendidikan, hingga melatih keterampilan, langkah-langkah kecil ini ia yakini dapat membawa dampak besar. “Setiap kata yang kami tulis memiliki tujuan, dan tujuan itu adalah inklusi,” kata Dwi Angga.
Bagian paling istimewa dari perjalanannya adalah bagaimana ia melibatkan teman-teman disabilitas dalam proses kreatif penerbitan. Dari penulis hingga ilustrator, mereka diberikan ruang untuk berkarya dan menunjukkan kemampuan mereka. “Saya ingin menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukanlah akhir dari kreativitas. Mereka memiliki suara yang kuat, dan tugas saya adalah membantu suara itu terdengar,” ujarnya.
Perjalanan ini tentu tidak mudah. Tantangan terbesar adalah mengubah pola pikir masyarakat yang sering kali hanya melihat disabilitas sebagai kekurangan. Tetapi Dwi Angga tidak pernah menyerah. Ia terus berkeliling di berbagai forum, berbagi cerita, dan menginspirasi orang-orang untuk mulai berpikir dan bertindak inklusif.
“Perjalanan ini bukan hanya tentang saya. Ini tentang kita semua, tentang bagaimana kita bisa menciptakan dunia yang lebih adil dan setara,” tuturnya.
Melalui kata-kata dan aksi nyata, Dwi Angga telah membuktikan bahwa perjalanan menuju inklusi mungkin panjang, tetapi tidak mustahil. Dengan pena di tangannya dan hati yang penuh semangat, ia terus melangkah, menulis untuk memberdayakan, dan mewujudkan dunia yang lebih inklusif bagi semua.
Beberapa antologi yang memuat karya Dwi Angga yang profitnya diperuntukkan untuk donasi. “Lepas-Ikhlas-Tuntas” (Penerbit Aksara
Bersama, 2022). Antologi Cerpen Inspiratif “Menyembuhkan Luka Hati” (Penerbit Aksara
Bersama, 2022). Antologi Cerpen Inspiratif “Melepasmu dengan Ikhlas” (Penerbit
Aksara Bersama, 2022). Dwi Angga bisa dijumpai di Instagram @Anggastianing.