Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Berada di daerah perbukitan, Desa Suwidak yang berada di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, ternyata masih banyak lokasi yang seolah terisolasi akibat tidak mendukungnya akses jalan untuk memperlancar keluar masuknya jalur perekomian untuk masyarakatnya.
Salah satunya ruas jalan penghubung antara dua Desa yaitu Suwidak yang menuju ke Bantar. Mempunyai panjang sekitar kurang lebih 2,2 km, dengan lebar 3 m tersebut, belum tersentuh pembangunan sama sekali, sehingga siapapun yang melewatinya terutama di musim penghujan harus sangat berhati-hati, apalagi roda empat yang terkadang selip ban karena terjebak dalam lumpur.
Dalam pengamatan lensanusantara.co.id, demi menyelamatkan para pengguna jalan yang melewati lokasi tersebut, beberapa warga rela melakukan gotong royong menata jalan yang penuh lumpur dengan alat seadanya dan rela hujan-hujanan.
Menurut Kepala Desa Suwidak Rip Santoso, akses jalan yang dibuka sekitar satu tahun tersebut, memang butuh perhatian khusus dari Pemerintah Daerah, karena sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memperlancar jalan perekonomian.
“Akses jalan tersebut baru satu tahun dibuka oleh Pemerintah Daerah Banjarnegara, sebagai akses darurat waktu itu, dan saat ini kondisinya kalau musim hujan ya seperti itu keadaanya, berlumpur hampir tidak bisa dilewati,” jelas Kades Rip Santoso, Rabu, (15/1/2025).
Kades Suwidak berharap, akses jalan milik Kabupaten tersebut bisa segera mendapatkan perhatian khusus oleh Pemerintah Daerah, agar bisa mempermudah jalannya perekomian masyarakat yang setiap hari berlalu lalang melewati jalan tersebut.
“Saya berharap secepatnya bisa dibangun oleh Pemerintah Daerah, agar mempermudah akses masyarakat Desa Suwidak maupun Bantar dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, misalnya pergi ke pasar untuk menjual hasil panen sert ke pusat keramaian, karena kalau musim hujan begini, tidak bisa dilewati, lumpur semua keadaanya, dengan terpaksa kadang masyarakat pada berinisiatif gotong royong agar yang melewati jalan tersebut, tidak terjebak dalam kubangan lumpur, soalnya sering sekali entah itu roda dua maupun mobil,” jelas Santoso.
Masih kata Santoso,”saya kadang kasihan sama anak-anak kami yang masih sekolah kalau musim penghujan datang, mereka berangkat pagi untuk belajar, dengan kondisi jalan seperti itu akhirnya sering pada terlambat dan kotor semua pakaiannya, soalnya jalan itu saat ini akses jalan utama untuk warga,” pungkasnya. (Gunawan).