Ponorogo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Kasus hilangnya Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) seorang nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Sawoo, Ponorogo, menjadi sorotan publik. Insiden ini tidak hanya mencerminkan kelalaian dalam pengelolaan dokumen jaminan kredit, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar terkait sistem manajemen di bank milik negara tersebut.
Agus Sanjaya, nasabah yang mengalami kehilangan BPKB, akhirnya mendapat kepastian setelah melayangkan somasi pada 5 Maret 2025 melalui kuasa hukumnya, Wahyu Dhita Putranto, S.H., M.H. Pihak BRI mengakui kesalahan dan menyatakan kesediaannya untuk mengganti atau menerbitkan ulang dokumen yang hilang.
“Pihak BRI menghubungi saya pada Sabtu (15/03/2025) dan menyampaikan kesanggupan mereka mengganti BPKB yang hilang,” ungkap Agus pada Minggu (16/03/2025).
Namun, respons BRI ini justru menimbulkan kecurigaan dari pihak kuasa hukum. Wahyu Dhita Putranto mempertanyakan bagaimana dokumen sepenting BPKB bisa hilang tanpa jejak.
“BRI mengakui keteledoran dalam manajemen kredit. Ini bukan sekadar kelalaian biasa. Kami menduga ada kemungkinan BPKB tersebut telah dijaminkan ke pihak lain oleh oknum tertentu di dalam BRI,” tegasnya.
Selain itu, Wahyu juga menyoroti buruknya komunikasi bank dengan nasabah.
“Seharusnya bank proaktif menangani masalah ini sejak awal, bukan baru merespons setelah adanya somasi. Ini menunjukkan lemahnya sistem pengawasan internal mereka,” tambahnya.
Lebih dari sekadar kehilangan dokumen, Agus Sanjaya mengalami kerugian nyata akibat insiden ini. Selama dua tahun, ia tidak bisa menggunakan BPKB sebagai jaminan pembiayaan, mengalami kesulitan dalam memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), hingga terpaksa menanggung denda tambahan.
Kasus ini menjadi pukulan telak bagi kepercayaan nasabah terhadap sistem keamanan dokumen di perbankan. Jika benar ada praktik penyalahgunaan dokumen di internal BRI, maka hal ini bisa menjadi preseden buruk yang mencoreng reputasi bank milik negara tersebut.
Kini, publik menunggu langkah konkret dari BRI. Apakah mereka benar-benar akan menepati janji dan mengembalikan kepercayaan nasabah, atau justru ada hal lain yang masih disembunyikan? Kita tunggu kelanjutannya.