Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Petani di Kabupaten Bondowoso mengeluh lantaran kesulitan menjual hasil panen gabah ke Badan Urusan Logistik (Bulog).
Hal tersebut disampaikan oleh Surahmad, ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Tegal Pasir, yang juga Ketua KTNA Kecamatan Jambesari Darus sholah, saat dikonfirmasi Lensanusantara.co.id, Jumat (25/4/2025).
“Kalau petani kesulitan menjual gabah ke bulog, lantas sebenarnya gabah siapa yang dibeli oleh Bulog? dari petani langsung atau ada pihak lain yang suply?” kata Rahmad.
Rahmad menuturkan, petani di Kecamatan Jambesari kesulitan untuk mengakses penjualan gabah ke bulog. Sebelum panen, ada yang sudah ambil karung di gudang mitra bulog, tapi sampai dua hari gabahnya tidak juga dijemput dengan alasan gudang overload atau penuh.
“Pada akhirnya gabah hasil panen dengan terpaksa dijual pada pihak lain, tentu harganya dibawah harga bulog sekitar 5800 per kilo. Sedangkan harga Bulog 6500 per kilo” ungkapnya.
Selain warga, Rahmat mengaku mengalami sendiri sulitnya menjual gabah miliknya ke bulog. ketika lahan padinya siap untuk dipanen, kemudian dia mengkonfirmasi Babinsa setempat terkait jadwal pembelian gabah yang ditetapkan oleh bulog.
“Waktu itu hari Kamis 17 April 2025 saya konfirmasi Babinsa, tanya jadwal pembelian gabah yang dari Bulog, namun pada hari itu jadwal yang ada hanya sampai Tanggal 22 April 2025. Jadwal terbaru untuk kecamatan Jambesari belum rilis dari Bulog” tutur dia.
Rahmad juga sempat menghubungi langsung petugas Bulog yang bernama Faiq, via pesan WhatsApp, hanya sekedar memohon info jadwal panen perwilayah.
“Tapi sampai empat hari, pesan WA saya tidak di respon, padahal dia sudah tahu kontak saya” keluhnya.
“Kalau mau terbuka untuk memenuhi kouta 35 ton untuk dua kecamatan, harusnya Bulog buka data by name by adress siapa saja pihak yang suply memenuhi kuota tersebut” tambahnya.
Dengan kejadian tersebut, pihaknya akan terus menampung dan mengakomodir keluhan-keluhan dari petani terkait kegiatan serap gabah ini untuk kemudian akan dijadikan aspirasi pada pihak terkait baik di daerah maupun pusat.
“Ini kan kebijakan pemerintah pusat lewat Instruksi Presiden, bagaimana peran Bulog maksimal menyerap hasil panen petani. Tapi fakta dilapangan ya seperti ini. Kami akan sampaikan keluhan petani ini kepada pihak terkait” ungkapnya.
Sementara itu, Kabulog Bondowoso, Hesty Retno Kusumastuti, tidak merepon pesan konfirmasi terkait keluhan petani tersebut.(*/)