Banjarnegara, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sebuah jejak yang diduga sebagai peradaban masa klasik, kembali ditemukan di wilayah dataran tinggi Dieng, seperti sebuah sisa reruntuhan bangunan candi tersebut ditemukan di wilayah Batur, Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di area pemakaman umum di belakang Kantor Kecamatan.
Jika memang benar, tentu hal itu menambah daftar panjang adanya struktur candi kuno yang tersebar di kawasan Dieng, yang selama ini dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Hindu-Budha di tanah Jawa pada abad ke-7 hingga ke-9 Masehi.
Dihubungi melalui sambungan seluler, Aryadi Darwanto yang selama ini dikenal sebagai seorang Arkeolog lokal yang meneliti tentang sejarah menyatakan temuan ini cukup signifikan.
”Dalam pengamatan awal, tim menemukan enam bagian batu kemuncak lima, di antaranya memiliki bentuk yang serupa, sementara satu lainnya memiliki bentuk lebih pendek dan saat penemuan empat hari yang lalu, itu anehnya bentuk kemuncak ini sangat mirip dengan kemuncak yang terdapat pada Candi Setyaki yang ada di kompleks Candi Dieng saat ini,” jelas Aryadi, Selasa, (6/5/2025).
Aryadi juga menjelaskan, kata kemuncak sendiri merupakan sebuah elemen dekoratif yang biasanya terletak di bagian puncak atap candi, dengan bentuk menyerupai menara kecil dan bersifat estetis, bukan struktural.
“Kalau di candi Hindu dikenal dengan istilah ratna, dan pada candi Budha disebut stupa.” jelas Aryadi
Selain kemuncak, ternyata ada beberapa penemuan lainnya, yaitu sebuah batu setengah lingkaran, yang diduga sebagai kumuda atau bagian struktur candi yang berada di atas batur (bagian dasar) dan menjadi penghubung menuju tubuh candi, ditambah dua batu berukir yang diyakini bagian dari kaki candi serta dinding.
“Warga Batur mencatat adanya struktur batu memanjang yang kemungkinan besar masih berada dalam posisi asli di situ, Kumuda yang ditemukan memiliki kemiripan dengan bagian struktur dari Candi Setyaki, yang memperkuat dugaan bahwa batu tersebut memang merupakan bagian dari arsitektur candi kuno,” ujar Aryadi.
Masih kata Aryadi,” dari beberapa temuan yang menarik adalah ditemukannya batu berbentuk setengah lingkaran sepanjang sekitar satu meter, yang kemungkinan merupakan penutup pagar keliling, elemen arsitektural yang juga sering ditemukan di situs Dharmasala Dieng,” tambahnya.
Dari data diatas, ternyata masih ada penemuan lainnya yaitu puluhan balok batu berukuran bervariasi yang tersebar di berbagai titik area pemakaman, yang diduga kuat bahwa lokasi tersebut dulunya merupakan struktur bangunan candi yang cukup kompleks.
Penemuan situs-situs kuno di dataran Dieng, memang bukan kali pertama terjadi di kawasan yang selama ini sebagai salah satu wisata andalan Banjarnagara.
Menurut catatan yang ada didalam data para arkeolog yang selama ini melakukan penelitian, hampir semua pemakaman umum di wilayah Dieng, termasuk di Desa Siterus, Sikunang, Dieng Wetan, Dieng Kulon, Kepakisan, hingga Peneken, memiliki batuan serupa yang menunjukkan sisa-sisa struktur candi kuno.
”Fenomena ini menunjukan bahwa dataran tinggi Dieng diduga pernah menjadi kawasan religius dan budaya yang sangat penting pada masa lalu, dan kemungkinan masih banyak situs sejarah lain yang belum terungkap karena tertimbun atau berubah fungsi menjadi area pemukiman dan pemakaman, dan saat ini kami terus melakukan penelitian pungkas Aryadi. (Gunawan).
Beranda
Budaya
Beberapa Situs Mirip Runtuhan Candi Kembali Ditemukan di Dataran Dieng Banjarnegara, Diduga dari Abad 9 Masehi
Beberapa Situs Mirip Runtuhan Candi Kembali Ditemukan di Dataran Dieng Banjarnegara, Diduga dari Abad 9 Masehi
Redaksi3 min baca

Penampakan salah satu situs yang ditemukan yang diduga kemuncuk, Selasa, 6/5/2025. Foto : (Gunawan/Lensa Nusantara).