Nasional

Kolaborasi Uni Eropa dan Pemkab Madiun Dorong Pertanian Rendah Emisi lewat Proyek SWITCH-Asia

26
×

Kolaborasi Uni Eropa dan Pemkab Madiun Dorong Pertanian Rendah Emisi lewat Proyek SWITCH-Asia

Sebarkan artikel ini
program unggulan SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Madiun

Madiun, LENSANUSANTARA.CO.ID – Indonesia merupakan produsen beras terbesar ketiga di dunia, dengan sekitar 60% produksi nasional berasal dari Pulau Jawa. Namun, keberlangsungan sektor pertanian kini menghadapi ancaman serius akibat perubahan iklim. Sekitar 20 juta hektare lahan sawah terancam banjir dan kekeringan, diperparah oleh tingginya konsumsi air dalam budidaya padi, yang rata-rata membutuhkan 1.432 liter air untuk setiap kilogram beras di sistem irigasi dataran rendah. Kondisi ini turut memicu krisis air bersih dan potensi konflik sumber daya.

Menanggapi tantangan tersebut, Uni Eropa melalui program unggulan SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Madiun meluncurkan inisiatif pertanian rendah emisi dan produksi beras rendah karbon. Kegiatan ini dipusatkan di persawahan Desa Klumutan dan mendapat sambutan hangat dari Bupati dan jajaran Pemkab Madiun dalam pertemuan resmi di Pendopo Ronggo Djoemeno, Selasa (1/7).

Example 300x600

Proyek ini bertujuan menekan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian, memperkuat ketahanan pangan, dan mendorong produksi beras berkelanjutan di tingkat lokal. Fokus utama diarahkan pada fase pasca-panen, khususnya revitalisasi penggilingan padi. Melalui konversi penggunaan energi dari diesel ke listrik, emisi karbon dari proses penggilingan berhasil ditekan hingga 13,8%. Selain ramah lingkungan, langkah ini juga menurunkan biaya operasional dan meningkatkan kualitas beras lokal.

BACA JUGA :
Tragis, Lansia di Madiun Tewas Tersengat Jebakan Tikus

Dalam kunjungan tersebut, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, H.E. Denis Chaibi, memimpin delegasi Uni Eropa yang hadir langsung ke Desa Klumutan. Ia didampingi oleh Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto, serta sejumlah duta besar dan perwakilan negara anggota Uni Eropa. Para delegasi melihat langsung praktik produksi beras ramah lingkungan dan berdialog dengan para petani serta pelaku usaha penggilingan padi setempat.

“Proyek ini merupakan bukti bahwa keberlanjutan dan pengembangan wilayah desa dapat berjalan berdampingan. Dengan bermitra bersama pemerintah daerah seperti Madiun dan bekerja sama langsung dengan penggiling padi kecil, kita membangun sistem pangan yang lebih ramah lingkungan dan lebih resilien, yang bermanfaat bagi masyarakat dan bumi kita. Kami sangat terinspirasi melihat bagaimana inovasi yang berkelanjutan telah meningkatkan kualitas beras dan mata pencaharian para pelaku usaha kecil di Desa Klumutan,” ujar H.E. Denis Chaibi.

Proyek SWITCH-Asia ini dijalankan oleh organisasi internasional Preferred by Nature, bekerja sama dengan Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) serta Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP). Sedikitnya 150 penggilingan padi dan kelompok tani mendapatkan dukungan berupa pelatihan, pendampingan teknis, serta akses pembiayaan dan pasar yang lebih luas.

“Proyek SWITCH-Asia menjadi harapan dan momentum penting bagi para petani di Kabupaten Madiun untuk mengenal dan mengadopsi teknologi serta praktik pertanian rendah emisi. Kami menyambut baik kolaborasi antara Uni Eropa, Preferred by Nature, PERPADI, dan KRKP dalam mendampingi petani dan pelaku usaha penggilingan padi untuk menerapkan pendekatan produksi beras yang lebih hijau dan efisien. Kami yakin dukungan internasional seperti ini tidak hanya memperkuat kapasitas lokal, tetapi juga membuka jalan menuju pasar global yang semakin menuntut prinsip keberlanjutan,” ungkap Bupati Madiun, H. Hari Wuryanto.

Kunjungan ke Kabupaten Madiun menjadi bagian dari rangkaian lawatan Delegasi Uni Eropa di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setelah dari Madiun, rombongan dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Surabaya untuk bertemu dengan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, guna membahas pengembangan proyek serupa di provinsi tersebut.

Ditemui usai acara, Bupati Hari Wuryanto kembali menegaskan komitmennya mendukung pertanian ramah lingkungan di daerahnya.

“Harapan saya para petani di Kabupaten Madiun mengenal dan mengadopsi teknologi serta praktik pertanian rendah emisi. Saya juga menyambut baik kolaborasi antara Uni Eropa, Preferred by Nature, PERPADI, dan KRKP dalam mendampingi petani dan pelaku usaha penggilingan padi untuk menerapkan pendekatan produksi beras yang lebih hijau dan efisien. Dukungan internasional seperti ini menurut saya tidak hanya memperkuat kapasitas lokal tetapi juga membuka jalan menuju pasar global yang semakin menuntut prinsip keberlanjutan,” ujarnya kepada awak media.

Program SWITCH-Asia sendiri telah diimplementasikan di 42 negara di kawasan Asia, Timur Tengah, dan Pasifik. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2007, Uni Eropa telah mendanai 158 proyek yang menjangkau lebih dari 500 mitra dan memberi manfaat langsung kepada 80.000 pelaku UMKM dalam sektor konsumsi dan produksi berkelanjutan.