Daerah

Aktivitas Tambang di Desa Balong Bulukumba Kian Meresahkan, Bendungan Rusak dan Sungai Dikeruk

53
×

Aktivitas Tambang di Desa Balong Bulukumba Kian Meresahkan, Bendungan Rusak dan Sungai Dikeruk

Sebarkan artikel ini
Kondisi sungai di Desa Balong akibat aktivitas penambangan (Jusran/Lensa Nusantara)

Bulukumba, LENSANUSANTARA.CO.ID – Aktivitas pertambangan yang berlangsung di Desa Balong Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, terus menimbulkan keresahan. Warga bersama pemerintah desa mengaku khawatir atas dampak lingkungan yang ditimbulkan, utamanya karena pengerukan yang dilakukan diduga telah menyebabkan kerusakan pada bendungan dan irigasi di sekitar lokasi.

Example 300x600

Kepala Desa Balong, Irsan Arif, menyampaikan kekhawatirannya terhadap pengerukan yang terus terjadi. Jumat, 25 Juli 2025.

Irsan menyebutkan bahwa aktivitas tersebut diduga dilakukan oleh PT Tene Jaya, dan pengerukan dilakukan di area sungai yang berada di belakang desa, bahkan setelah banjir melanda wilayah itu.

“Perusahaan ini (TeneJaya) pasca banjir dia keruk lagi habis-habisan kita punya sungai di belakang, ini walaupun mereka mengklaim bahwa ini lokasi mereka, lumayan jelas bahwa yang digalinya adalah sungai walaupun lokasi mereka tentu ada aturannya,” ujarnya.

BACA JUGA :
Anggota DPRD Kabupaten Bulukumba Anhar Sakti Reses di Desa Polewali

Ia menambahkan bahwa meskipun pihak perusahaan mengklaim wilayah tersebut merupakan bagian dari area mereka, aktivitas pengerukan tetap harus mengikuti aturan yang berlaku. Ia juga menyoroti bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki izin resmi untuk melakukan penambangan, namun tetap melakukan penggalian.

“Mereka tidak memiliki izin tambang tapi turun menggali, sehari sudah ada dua mobil yang beroperasi saya cegat dan kita akan warning baik-baik,” lanjutnya.

Kerusakan yang terjadi tidak hanya pada sungai, tetapi juga berdampak langsung pada bendungan yang ada di sekitar lokasi. Irsan menyebutkan bahwa bendungan tersebut bernama Allu’ Pange. Selama kurang lebih dua minggu terakhir, warga secara bergotong royong berupaya memperbaiki kerusakan bendungan yang terjadi akibat aktivitas tambang.

BACA JUGA :
Kapolres Bulukumba Lakukan Mutasi Sejumlah Kanit di Satreskrim

“Ini di bawah kebetulan di sana ada bendungan, Allu’ Pange namanya, warga sudah kurang lebih dua minggu gotong royong memperbaiki karena bendungannya rusak,” katanya.

Namun, pada saat warga berjibaku memperbaiki bendungan, di sisi hulu justru dilakukan pengerukan secara masif oleh perusahaan, yang dinilai sangat tidak seimbang dan memicu keprihatinan mendalam.

“Sementara itu di hulu di sini digali habis-habisan, ini ironis sekali sebenarnya,” ujarnya.

Irsan menyampaikan bahwa kerusakan tersebut juga berdampak pada irigasi yang berada di sekitar bendungan. Ia menilai aktivitas tambang tersebut dilakukan secara semena-mena, tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat, khususnya para petani yang bergantung pada aliran air dari bendungan tersebut.

BACA JUGA :
Polres Bulukumba Perlihatkan Secara Resmi Hasil Tes DNA Kasus Dugaan Persetubuhan di Bawah Umur

“Hancur itu bendungan dan irigasi yang ada di dekatnya. Setengah mati petani gotong royong perbaiki, dia malah menambang seenaknya, para petani di wilayah Kalicompeng dan Pabbentengan sangat kesulitan mengakses air irigasi karena bendungan sebagai hulu irigasi telah hancur. Jika dalam sepekan ke depan tidak ada perbaikan menyeluruh, maka bencana kekeringan diperkirakan akan melanda hamparan sawah luas milik warga di lokasi tersebut,” pungkasnya.

Selama proses perbaikan irigasi yang dilakukan secara swadaya oleh warga, pihak perusahaan sama sekali tidak menunjukkan kepedulian, apalagi memberikan bantuan bahan dan sarana bagi para petani yang bergotong royong memperbaiki infrastruktur rusak akibat dampak tambang.