Nasional

Hari Harimau Sedunia Diperingati, WWF Ingatkan Populasi Terancam Punah

26
×

Hari Harimau Sedunia Diperingati, WWF Ingatkan Populasi Terancam Punah

Sebarkan artikel ini
Hari Harimau Sedunia
Hari Harimau Sedunia

Setiap tanggal 29 Juli, dunia memperingati Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) sebagai momentum penting untuk meningkatkan kesadaran terhadap pelestarian satwa kunci tersebut. Tahun 2025 ini, peringatan kembali menjadi sorotan seiring dengan menurunnya jumlah harimau liar yang kini hanya tersisa sekitar 4.000 ekor di seluruh dunia.

Meski berbagai upaya konservasi telah dilakukan, ancaman terhadap harimau masih tinggi. Perburuan liar, hilangnya habitat, hingga konflik dengan manusia terus menjadi tantangan yang belum terselesaikan.

Example 300x600

Peringatan Hari Harimau Sedunia pertama kali dideklarasikan pada 2010 di Saint Petersburg Tiger Summit, Rusia. Dalam pertemuan tersebut, negara-negara yang menjadi habitat harimau menyepakati komitmen global untuk melipatgandakan populasi harimau liar hingga tahun 2022 melansir dari https://depok-update.com/, sebuah target ambisius yang dikenal dengan sebutan “Tx2”.

Namun, kenyataannya menunjukkan tantangan masih besar. Hingga kini, sejumlah spesies harimau seperti Harimau Sumatra dan Harimau Siberia masih masuk dalam daftar hewan yang sangat terancam punah menurut IUCN Red List.

Di Indonesia sendiri, Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu-satunya spesies harimau yang tersisa setelah Harimau Bali dan Harimau Jawa dinyatakan punah. Sayangnya, populasinya diperkirakan hanya tersisa sekitar 600 individu di alam liar.

Direktur Konservasi WWF Indonesia, Rini Damayanti, mengungkapkan bahwa aktivitas manusia menjadi ancaman utama terhadap kelangsungan hidup harimau. “Perambahan hutan, konflik dengan penduduk, serta perburuan untuk perdagangan ilegal bagian tubuh harimau masih terjadi dan sangat mengkhawatirkan,” jelasnya.

Berbagai organisasi lingkungan termasuk WWF, WCS, dan KLHK terus melakukan upaya perlindungan. Salah satunya adalah penguatan patroli hutan di kawasan Taman Nasional, penggunaan teknologi kamera trap untuk pemantauan populasi, hingga edukasi ke masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem hutan.

Selain itu, sejumlah kampanye digital juga digalakkan tahun ini dengan tagar #GlobalTigerDay dan #SaveTheTiger, yang bertujuan menjangkau masyarakat luas, khususnya generasi muda, agar lebih peduli terhadap spesies langka ini.

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut berperan aktif. “Melestarikan harimau bukan hanya tugas lembaga konservasi, tapi juga butuh keterlibatan masyarakat luas,” ujar Siti Nurbaya, Menteri LHK.

Ia menegaskan bahwa pemerintah tengah mengembangkan skema konservasi berbasis masyarakat di wilayah penyangga kawasan konservasi. Harapannya, masyarakat sekitar hutan bisa mendapatkan manfaat ekonomi tanpa merusak lingkungan.

Sumber: https://bersamapontianak.com/