Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Polres Rembang mengungkap sejumlah fakta terkait meninggalnya JRD, ASN yang ditemukan meninggal di Pantai Tasikagung Rembang. Hasil autopsi menunjukkan kematian korban disebabkan tenggelam.
Diberitakan sebelumnya, jenazah JRD ditemukan mengapung di sekitar breakwater Tasikagung, sebelah barat Taman Kartini pada Senin (11/8/2025) pagi sekitar pukul 10.00WIB.
Jenazah telah diautopsi oleh Bidokkes Polda Jateng pada Senin (11/8/2025) malam.
Setelah itu, jenazah dibawa ke kampung halamannya di Kecamatan Batangan, Pati, untuk dimakamkan.
Pada Rabu (10/9/2025), Polres Rembang menyampaikan hasil pemeriksaan atas perkara ini.
Wakapolres Rembang, Kompol M. Fadhlan, menyampaikan bahwa berdasarkan hasil autopsi dan visum Bidokkes Polda Jateng, terdapat kekerasan akibat benda tumpul yang diduga disebabkan benturan dengan batu pemecah ombak.
“Berupa memar pada bagian kepala dan wajah, luka lecet pada wajah, bahu kiri, dada, anggota gerak atas kiri, dan kedua anggota gerak bawah,” katanya.
Selain itu, ditemukan juga resapan darah pada kulit kepala bagian dalam.
“Didapatkan tanda mati lemas dan persentuhan lama dengan air, dengan sebab kematian adalah tenggelam yang mengakibatkan mati lemas,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, pihaknya menyimpulkan adanya dugaan bunuh diri.
Selain pemeriksaan dokter, pihaknya juga memeriksa CCTV. Korban terpantau berjalan sendirian ke arah pelabuhan Tasikagung.
Catatan lain, terdapat postingan di akun TikTok milik korban yang menunjukkan keluhan terkait kehidupan pribadinya.
“Ada beberapa postingan yang menunjukkan kelelahan dan keresahan, termasuk terkait setelah dia melahirkan. Postingan hampir semua diposting di TikTok,” jelasnya.
Polisi juga memeriksa sejumlah saksi, di antaranya suami dan rekan kerja korban. Berdasarkan keterangan dari suami, Kompol M. Fadhlan mengatakan, selama menikah hubungan keluarga dalam keadaan harmonis.
Namun, setelah melahirkan, sekitar bulan April korban sempat curhat karena anak tidak mau minum ASI.
Wakapolres juga menyanpaikan, sepekan sebelum meninggal dunia, korban juga pernah mengatakan: “Opo aku tak mati ae ya.”
“Akan tetapi suami mencoba memberikan pengertian dan semangat. Sejak korban mengatakan ingin mengakhiri hidupnya, korban lebih sering terlihat tertutup dan murung,” jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan keterangan teman korban, JRD dikenal pendiam dan tidak banyak bicara. “Korban dikenal baik dan tidak mempunyai masalah dengan teman-teman kerjanya,” katanya.
“Setelah kelahiran anak pertama, rekan kerja korban sering melihat kondisi korban yang tampak kelelahan dan kecapean,” tambahnya.














