Nasional

Ketua DPC Persagi Bondowoso Beberkan Kualifikasi Tenaga Gizi yang Bekerja di SPPG MBG

2076
×

Ketua DPC Persagi Bondowoso Beberkan Kualifikasi Tenaga Gizi yang Bekerja di SPPG MBG

Sebarkan artikel ini
Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia DPC Kabupaten Bondowoso, Fitria Nur Rahmi, SGz,/Kepala Instalasi Gizi RSUD dr.Koesnadi Bondowoso. (Dok. Pribadi)

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kabupaten Bondowoso, Fitria Nur Rahmi, SGz, membeberkan kualifikasi tenaga gizi yang bekerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bondowoso.

Fitria mengatakan, seseorang yang sudah menempuh pendidikan D3, D4 dan S1 jurusan gizi dan dinyatakan lulus, maka sudah disebut ahli gizi.

Example 300x600

“Karena syarat dinyatakan lulus baik D3, D4 maupun S1 sebelumnya harus mengikuti uji kompetensi dulu untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. Nah setelah lulus maka disebut ahli gizi,” kata Fitria, dikonfirmasi lensanusantara.co.id, Jumat (26/9/2025).

Menurutnya, uji kompetensi dilakukan di Universitas masing-masing sebagai syarat kelulusan bagi sarjana gizi yang bertujuan untuk menstandarkan secara nasional.

BACA JUGA :
Pastikan Arus Balik Aman, Babinsa Koramil Tenggarang Atur Aktivitas Kepadatan Kendaraan

Fitria menuturkan, sesuai undang-undang Kesehatan nomor 17 tahun 2023 yang dimaksud tenaga gizi adalah nutrisionis dan dietisien

“Nutrisionis ini adalah lulusan ketiga jenjang tersebut yakni D3, D4, S1 gizi, adapun dietisien lulusan S1gizi dan pendidikan profesi dietisien,” ucapnya.

Bagaimana dengan legalitas ahli gizi yang saat ini sedang bekerja di dapur SPPG? Fitria menyebut bahwa mereka adalah memang ahli gizi, sejak awal pendirian SPPG di Bondowoso pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan para ahli gizi tersebut, meski tidak semua ahli gizi itu masuk anggota Persagi

“Seperti yang saya sampaikan diatas bawa mereka memang ahli gizi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki,” ucap Fitria yang juga menjabat Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit dr. Koesnadi Bondowoso.

BACA JUGA :
Kodim 0822 Bondowoso Gelar Upacara Peringatan Harkitnas ke-115 Tahun 2023

Ia mengaku bahwa organisasi tempat bernaungnya ahli gizi yakni Persagi pernah mendampingi ahli gizi SPPG dalam penyusunan menu, penghitungan angka kecukupan gizi dari sasaran sesuai kelompok usia penerima MBG.

“Hanya saja memang untuk SPPG berikutnya, kami tidak lagi terlibat secara langsung,” ucap Fitria

Kendati begitu, Fitria menegaskan, dari awal berdirinya SPPG di Bondowoso, Persagi memberikan sosialisasi pada seluruh tenaga SPPG baik ahli gizinya , juru masak, tenaga persiapan dan distribusi tentang alur produksi makanan massal, keamanan pangan serta higiene dan sanitasi tenaga penjamah makanan.

“Memang program ini seperti mempertaruhkan profesi ahli gizi. Tapi perlu diingat, kalau mau ideal yang sangat perlu mendapatkan pelatihan tentang manajemen penyelenggaraan makanan massal bukan hanya ahli gizinya, tapi semua yang bekerja disana, karena semua punya peranan penting,” ungkapnya.

BACA JUGA :
Perkuat Sinergitas, Dandim 0822 Laksanakan Kunjungan ke Kajari Bondowoso

Ditanya terkait idealnya ahli gizi dalam kapasitas pelayanan menu makanan, Fitria mengungkapkan pandangannya secara umum bahwa idealnya satu ahli gizi melayani sekitar 300 sampai 1.000 porsi makan.

“Kalau anda bertanya idealnya, ya itu, satu ahli gizi melayani sekitar 300 sampai 1.000 porsi makan. Tapi saat ini satu orang ahli gizi bekerja pada satu SPPG melayani 3.000 sampai 4.000 porsi, ya lumayan berat lah. Namun barangkali instistusi seperti BGN punya aturan sendiri,” pungkasnya. (*/)

error: Content is protected !!