Daerah

MBG Al-Ishlah Bondowoso Menjangkau Wilayah Terpencil di Lereng Patirana: Bukti Nyata Pemerataan Gizi dan Kepedulian Sosial

1231
×

MBG Al-Ishlah Bondowoso Menjangkau Wilayah Terpencil di Lereng Patirana: Bukti Nyata Pemerataan Gizi dan Kepedulian Sosial

Sebarkan artikel ini
Lokasi penerima MBG Al-Ishlah

Bondowoso, LENSANUSANTARA.CO.ID — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Al-Ishlah Bondowoso kembali menjadi sorotan atas dedikasinya menembus kawasan pelosok dan sulit akses di bawah Pegunungan Patirana. Dengan medan yang berat dan jalur transportasi terbatas, dapur MBG tetap hadir melayani masyarakat hingga titik terdalam demi memastikan pemerataan gizi bagi anak-anak sekolah di wilayah terpencil.

Kawasan Patirana dikenal memiliki kondisi geografis yang menantang: jalan berbatu, lereng curam, dan jalur sempit yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Meski demikian, semangat para relawan MBG Al-Ishlah Bondowoso tidak pernah padam.

Example 300x600

Asisten Lapangan MBG, Ust. Muhlis Ja’far Amin, menjelaskan perjuangan yang dihadapi setiap hari oleh tim lapangan.

“Dapur kami melayani hingga daerah terdalam dan pelosok desa di daerah Patirana, yang aksesnya sangat sulit, tidak bisa ditempuh kecuali dengan jalan kaki dan sepeda motor. Sepeda motor pun harus sangat berhati-hati karena jalurnya terjal, sempit, dan berliku,” ujarnya.

BACA JUGA :
Rekrutmen Karyawan SPPG di Daerah, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kegiatan distribusi makanan bergizi ini merupakan bagian dari dukungan Pondok Pesantren Al-Ishlah Bondowoso terhadap program prioritas nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya tidak hanya sekadar memberikan asupan bergizi, tetapi juga memastikan keadilan sosial bagi seluruh anak bangsa, terutama mereka yang tinggal di daerah tertinggal.

Hal tersebut ditegaskan oleh Person in Charge (PIC) MBG Al-Ishlah Bondowoso, Ustadz M. Zuhal, yang menyampaikan bahwa seluruh wilayah, baik mudah maupun sulit dijangkau, mendapat pelayanan yang sama.

“Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik tanpa tebang pilih, berkeadilan dan merata. Semua wilayah, bahkan yang terjauh dan terdalam dengan akses sulit, tetap kami jangkau agar semua anak bangsa bisa merasakan manfaat dari program baik Presiden Prabowo,” tuturnya.

BACA JUGA :
‎Memenuhi Target Program MBG di Banjarnagara, Tiga SPPG Diresmikan Bupati Amalia

Dampak positif program MBG mulai dirasakan oleh masyarakat di sejumlah lembaga pendidikan di kawasan Patirana, seperti SD Kabuaran 2, KB Harapan Bangsa 1 dan 2 Wonosari, serta PAUD Nurul Iman Wonosari. Sebelumnya, wilayah tersebut sempat menghadapi persoalan rendahnya kehadiran siswa akibat orang tua harus bekerja sejak pagi dan belum sempat menyiapkan sarapan.

Kepala SPPG, Muhammad Nasrullah, menuturkan bahwa setelah MBG hadir, perubahan signifikan terjadi di lapangan.

“Kami hadir menjadi solusi bagi keluarga yang harus bekerja dari pagi dan belum sempat memasakkan sarapan untuk anak-anaknya. Di awal survei, banyak siswa tidak hadir karena orang tua mereka sibuk bekerja. Namun setelah hadirnya MBG, kehadiran siswa meningkat pesat bahkan ada tambahan siswa setiap minggunya. Ini bukti bahwa MBG mampu menjangkau dan membantu masyarakat hingga lapisan paling bawah,” ungkapnya.

BACA JUGA :
Ketua DPC Persagi Bondowoso Beberkan Kualifikasi Tenaga Gizi yang Bekerja di SPPG MBG

Selain mendistribusikan makanan, tim MBG Al-Ishlah Bondowoso juga aktif memberikan edukasi sederhana mengenai pentingnya gizi seimbang dan pola makan sehat bagi anak-anak sekolah dasar. Pendekatan ini diharapkan dapat menciptakan kesadaran jangka panjang di kalangan masyarakat pedesaan mengenai pentingnya asupan bergizi untuk tumbuh kembang anak.

Program MBG Al-Ishlah Bondowoso menjadi contoh bagaimana semangat pengabdian dan kerja sama lintas sektor dapat menembus keterbatasan geografis. Melalui tangan-tangan para relawan yang bekerja dengan tulus, layanan gizi dan pendidikan kini benar-benar hadir hingga ke lereng Pegunungan Patirana — menghadirkan bukti nyata bahwa pemerataan gizi bukan hanya wacana, melainkan aksi nyata di lapangan.