Bondowoso – MGMP Seni Budaya SMP Negeri se-Kabupaten Bondowoso menggelar Workshop Pembelajaran Mendalam pada Kamis (16/10/2025), bertempat di Ruang Pertemuan SMPN 1 Grujugan, Bondowoso.
Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB dengan menghadirkan Mohammad Hairul, S.Pd, M.Pd, selaku Fasilitator Pembelajaran Mendalam dan Praktisi Mengajar Universitas Negeri Malang untuk mata kuliah Kurikulum dan Materi Pembelajaran.
Turut hadir pula pembina MGMP Seni Budaya, Sri Rahayu, S.Pd dan Yetty Marlia, S.Pd, M.Pd, yang memberikan motivasi agar para guru terus mengasah kompetensi dan mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran.
Dalam paparannya, Mohammad Hairul menekankan bahwa pembelajaran mendalam dalam konteks Seni Budaya bukan hanya soal pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga olah rasa dan olah hati. Menurutnya, guru Seni Budaya harus mampu menciptakan pengalaman belajar yang menggugah perasaan, membangkitkan empati, dan menumbuhkan kepekaan estetis siswa.
“Seni Budaya sejatinya adalah ruang untuk mengolah rasa, hati, dan jiwa siswa agar mereka mampu memahami kehidupan dengan lebih utuh. Pembelajaran mendalam bukan sekadar mengajarkan teknik, tetapi menghidupkan makna di balik setiap karya,” tutur Hairul yang merupakan kandidat doktor pembelajaran bahasa dan sastra.
Selain olah rasa dan olah hati, narasumber juga menyinggung pentingnya olah pikir dan olah raga dalam pembelajaran yang utuh. Seni, kata Hairul, menuntut keterpaduan antara pikiran yang kritis, tubuh yang lentur, dan hati yang peka.
Sri Rahayu dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan seperti ini menjadi ruang penting bagi guru untuk terus bertransformasi.
“Guru Seni Budaya harus menjadi penggerak olah rasa dan olah hati di sekolah. Melalui seni, kita mendidik manusia menjadi lebih berempati dan berkarakter,” ungkapnya.
Sementara itu, Yetty Marlia menambahkan bahwa pembelajaran seni yang mendalam akan melahirkan peserta didik yang kreatif, reflektif, dan berbudaya.
Menanggapi penyampaian narasumber, Tyas Andriani, S.Pd, selaku Ketua MGMP Seni Budaya, menyampaikan bahwa kegiatan ini membuka perspektif baru tentang makna pembelajaran seni.
“Selama ini kami fokus pada keterampilan berkarya, tetapi setelah mendengar penjelasan Pak Hairul, saya semakin memahami bahwa seni juga adalah sarana untuk mengolah rasa dan hati. Nilai-nilai kemanusiaan dan kepekaan estetik justru menjadi inti dari pembelajaran seni yang bermakna,” ujarnya.
Workshop ditutup dengan foto bersama dalam suasana penuh semangat dan inspirasi, seolah menjadi penanda bahwa guru-guru Seni Budaya SMP Negeri Kabupaten Bondowoso siap menghadirkan pembelajaran yang lebih berjiwa dan bernilai rasa.