NAGEKEO, LENSANUSANTARA.CO.ID – Dimensi Indonesia, sebuah lembaga yang berfokus pada pelestarian bahasa dan pengetahuan lokal, telah melangkah lebih jauh dalam upaya pelestarian bahasa Mbay dengan menerbitkan Kamus Ilmiah Bahasa Mbay.
Kerja sama dengan De-Publisher, penerbit yang berpengalaman dalam menerbitkan buku-buku ilmiah dan budaya, telah menghasilkan kamus yang akan menjadi rujukan penting bagi masyarakat dan akademisi.
Kamus Ilmiah Bahasa Mbay ini merupakan hasil dari riset dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh Dimensi Indonesia selama beberapa tahun, dengan dukungan dari Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo.
Inisiatif ini berawal dari keprihatinan Muhamad Amin Daeng Matiro, pendiri Dimensi Indonesia, atas penurunan penggunaan bahasa Mbay di generasi muda.
“Bahasa tidak akan bertahan jika hanya disimpan dalam catatan. Ia harus digunakan, diajarkan, dan dihadirkan dalam literasi modern,” ujar Muhamad Amin. “Penerbitan kamus ini adalah bagian dari strategi kami untuk melestarikan bahasa Mbay dan membuatnya tetap relevan bagi generasi muda,”ungkap Amin kepada media ini,Rabu 10/12/2025.
Kamus Ilmiah Bahasa Mbay diharapkan dapat digunakan sebagai bahan ajar pendukung, sumber penelitian linguistik, serta referensi bagi masyarakat yang ingin mempelajari kembali bahasa Mbay.
De-Publisher akan menangani aspek penerbitan, legalitas, dan distribusi kamus ini, sehingga dapat beredar luas dan menjadi sumber pengetahuan yang berharga.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo menyambut baik inisiatif ini sebagai langkah konkret dalam pelindungan bahasa dan kebudayaan daerah.
Dengan penerbitan Kamus Ilmiah Bahasa Mbay, Dimensi Indonesia menegaskan komitmennya sebagai lembaga yang berorientasi pada pelestarian pengetahuan lokal melalui dokumentasi, edukasi, dan publikasi. Lembaga ini juga berencana untuk memperluas program pelestarian budaya ke wilayah lain di Flores pada tahun 2026.














