Rembang, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ditengah sulitnya lapangan pekerjaan membuat banyak anak muda harus memutar otak untuk tetap kreasi. Hal inilah yang di lakukan Faiz Afton (20) salah satu warga Desa Segoromulyo, Kecamatan Pamotan, Kabupaten Rembang. Dengan modal yang sederhana dan keberanian mencoba, ia menjadikan sepedah motornya sebagai lapak kopi keliling yang tiap harinya mangkal di pinggir sawah.
Setiap sore, mulai pukul 16.00WIB -17.00 WIB. Faiz membuka lapak kopinya di jalan penghubung antara Desa SedangAgung dan desa Segoromulyo. Lokasi ini di kenal memiliki udara yang sejuk, dan hamparan sawah yang luas dan menghijau. Ditambah sebagian ruas jalan penghubung desa sudah dibagun mulus. Hal itu membuat area tersebut menjadi tempat favorit warga untuk nyore sambil ngopi.
”Kebetulan jalannya sudah bagus mas di beberapa titik, jadi banyak anak muda yang lewat dan berhenti sebentar untuk ngopi atau ngemi disini, tempatnya pun enak buat santai,” ujar Faiz. Jumat ( 12/12/2025) sore.
Dengan konsep sederhana, Faiz menjual kopi lelet seharga Rp 5.000, es sachet dihargai Rp 3.000 dan jajanan ringan anak anak mulai Rp 500 hingga Rp 2000. Meski hanya berjualan sekira satu jam, hasilnya cukup membantu. “Dalam kondisi ramai, ia pernah mendapatkan pendapatan hingga Rp 300 ribu dalam sehari dan terkadang bisa lebih,” terang Faiz sambil menyeduh kopi leletnya
Faiz mengungkapkan bahwa ide berjualan muncul karena sulitnya mencari pekerjaan. Alih-alih menghabiskan waktu tanpa kegiatan, ia memilih memanfaatkan momen sore untuk berjualan. “Sekarang cari pekerjaan susah mas. Akhirnya saya berfikir, daripada nganggur, lebih baik jualan. Iseng-iseng bisa jadi cuan,” tambah Faiz.
Namun, aktivitas jualannya tidak selalu mulus. Saat hujan turun, Faiz terpaksa tidak berjualan. Meski sebagian jalan sudah diperbaiki, jalan yang lain masih tanah dan becek ketika musim hujan. Kondisi lapaknya yang terbuka di pinggir jalan juga menjadi alasan utama, ia memilih libur ketika cuaca tidak mendukung.
”Kalau hujan, ya libur. Akses jalannya becek untuk menuju ke tempat titik untuk jualan dan tempat jualan terbuka, jadi nggak bisa jualan,” katanya.
Faiz berharap usahanya dapat terus berkembang. Ia juga berharap usaha kecilnya bisa membuka mata banyak orang bahwa setiap tempat bisa menjadi peluang, selama ada kemauan untuk mencoba.
Salah satu pengujung, Anang (22), mengaku senang dengan keberadaan lapak kopi sederhana tersebut. Selain harganya terjangkau, suasananya juga membuat betah. “Pemandangannya asri, enak buat nyore. Sambil minum kopi, nunggu sunset turun. Suasananya adem, cocok buat refreshing sore,” ujarnya.
Kehadiran lapak kopi milik Faiz ini menjadi bukti bahwa kreativitas dapat melahirkan peluang, bahkan dari sesuatu yang sederhana.
Kisah Faiz sekaligus menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya bahwa memulai usaha tidak harus menunggu modal besar-cukup keberanian, ketekunan, dan kemauan memanfaatkan kesempatan.














