MADIUN, LENSANUSANTARA.CO.ID — Kepolisian menyatakan tidak pernah menginstruksikan penghentian diskusi dan bedah buku Reset Indonesia yang berlangsung di Pasar Pundensari, Desa Gunungsari, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, Sabtu malam (20/12/2025). Aparat kepolisian justru menilai keputusan penghentian kegiatan berasal dari pemerintah kecamatan.
“Kami tidak mengeluarkan perintah pembubaran. Pendekatan yang kami lakukan bersifat persuasif,Bahkan sudah berkoordinasi dengan panitia agar acara selesai pukul 22.00,” ujar Kapolsek Nglames AKP Gunawan.
Gunawan menyampaikan pihaknya baru menerima pemberitahuan rencana kegiatan pada hari yang sama dengan pelaksanaan acara.
“Pemberitahuan kami terima sore hari. Bentuknya PDF dan tanggalnya tidak sesuai,” kata Gunawan, Minggu (21/12/2025).
Gunawan menilai keberatan justru datang dari pemerintah kecamatan yang menilai kegiatan belum mengantongi izin.
“Kemungkinan dari pihak camat yang tidak menghendaki kegiatan itu berlangsung,” kata dia.
Ia menegaskan, terlepas dari ada atau tidaknya izin, kepolisian berkewajiban mengamankan setiap kegiatan yang melibatkan kerumunan warga.
“Kewajiban kami pengamanan, bukan pembubaran,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Madiun, Hestu Wiradriawan, menolak memberikan penjelasan dan mengarahkan persoalan ke camat. “Dengan camat, Pak,” tulis Hestu singkat melalui WhatsApp.
Sementara itu, Camat Madiun, Muksin Harjoko saat berita ini ditulis tidak merespons konfirmasi.
Sebelumnya Ketua panitia, Gizzatara, menyebut larangan disampaikan langsung oleh Camat Madiun, didampingi aparat kepolisian.
“Pak Camat Madiun melarang diskusi ini berlangsung di Pundensari dan meminta agar acara dibubarkan,” ujar Gizzatara.
Buku reset Indonesia merupakan karya kolektif Tim Indonesia Baru yang ditulis oleh Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, dan Benaya Harobu.
Salah satu Penulis Reset Indonesia, Dandhy Laksono, turut menyampaikan kekecewaan atas peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan bahwa diskusi buku Reset Indonesia telah digelar di puluhan kota di Indonesia tanpa hambatan.
“Diskusi ini sudah berlangsung di sekitar 47 kota. Baru kali ini kami mengalami pembubaran seperti ini,” ujarnya.














