Dumai, LENSANUSANTARA.CO.ID – Salah satu paslon pilkada Dumai ditenggarai melakukan kampanye yang dibungkus dalam pasar murah. Hal itu disebut-sebut sebagai bentuk pembodohan bagi masyarakat.
Bagaimana tidak, guna mengakali aturan pilkada yang tidak dibenarkan memberikan sembako. Salah satu dari tiga paslon mengakali dengan kegiatan pasar murah, dimana minyak goreng dijual hanya Rp2000 rupiah.
Dian Purnamasari, S.H., M.H., menilai banyak trik-trik pasangan calon untuk mengelabui masyarakat agar mendapatkan suara. Untuk itu masyarakat dihimbau lebih selektif dalam menentukan pilihan.
“Harus berfikir lima tahun kedepan akan seperti apa. Jangan karena diberikan sembako murah lalu mau memilih mereka. Ini sangat disayangkan, karena mereka yang sudah mengeluarkan modal besar dalam pilkada pasti akan berupaya mencari lebih ketika berkuasa,” ujarnya.
Seperti pengalaman pilkada sebelumnya dibeberapa daerah, mereka yang sudah habis-habisan saat pilkada akan berupaya meraup keuntungan ketika berkuasa. Akhirnya tanpa rasa malu melakukan korupsi.
“Kita sebagai masyarakat harus selektif, memilih berdasarkan track record, jika diawal mereka sudah membodohi masyarakat bagaimana nanti ketika sudah berkuasa,” jelasnya.
Menurutnya, paslon harus memiliki visi dan misi jelas. Apa yang akan dilakukan saat mereka berkuasa harus sudah terencana dengan baik, sehingga ketika berkuasa tinggal eksekusi.
“Jika visi dan misi saja gak jelas, lalu program dengan solusi tidak ada mau jadi pemimpin seperti apa mereka-mereka nanti, kasihan masyarakat hanya dijadikan alat kampanye dan komoditi politik bagi mereka yang memiliki modal dan kepentingan,” tuturnya.**