Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID – Penyelenggara pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024 sedang tidak baik-baik, Aliansi Masyarakat Peduli Pemilu Jurdil (AMP2J) gruduk Kantor KPUD dan Bawaslu Jember. Rabu (13/11/2024).
Mereka yang tergabung dalam AMP2J ini berdemonstrasi menuntut komisioner KPU dan Bawaslu Jember dipecat.
Sejumlah temuan pelanggaran diperkuat dengan beredarnya rekaman oknum Panwascam Kecamatan Sumberbaru. Oknum yang mengaku bernama Jovita terekam sedang membriefing penyelenggara tingkat desa berbuat curang untuk kemenangan Hendy Siswanto-Gus Firjaun paslon nomor urut 01 di Pilkada Jember.
Parahnya, Jovita dalam rekaman suara tersebut tidak segan menyuruh anteknya memberikan minuman dan kopi dicampur CTM agar memberikan efek ngantuk terhadap saksi lawan di TPS.
Demonstran pun mengecam rencana busuk tersebut. Menurut mereka tindakan itu upaya pembunuhan berencana.
“Ide memberi saksi dengan kopi yang dicampur CTM adalah pembunuhan berencana, polisi harus menangkap Jovita,” ucap Rully dalam orasinya.
Terkait dengan tuntutan pemecatan terhadap Komisioner KPU dan Bawaslu Jember juga disuarakan oleh Kustiono Musri. Aktivis anti korupsi ini menyebut Pemilu tahun 2024 merupakan yang terburuk sejak dimulainya pemilihan secara langsung pada tahun 2004.
“Baru kali ini kami melihat Pemilu tahun ini paling brutal. Pemilu belum dilaksanakan tapi kecurangan secara terstruktur, sistematis, masif sudah dilakukan oleh penyelenggara Pemilu,” terang Kustiono.
Kata kustiono, ini sama saja pengkhianatan terhadap demokrasi. Komisioner KPU dan Bawaslu harus dipecat.
“Penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten Jember bisa dibilang krisis netralitas. Integritas KPU dan Bawaslu pun mulai dipertanyakan terlebih, ketika kedua penyelenggara tersebut kompak tidak mau disumpah saat mengikuti Pansus Pilkada di DPRD,” pungkasnya.