Edukasi

Ketua Dewan Kode Etik IAI Beri Kuliah Umum di FEB Unri

×

Ketua Dewan Kode Etik IAI Beri Kuliah Umum di FEB Unri

Sebarkan artikel ini
Ketua Dewan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Ketua Dewan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) DR. Djonieri, SE., AK., MBA., CA memberikan kuliah umum tentang kode etik profesi akuntan kepada puluhan mahasiswa.

Pekanbaru, LENSANUSANTARA.CO.ID – Ketua Dewan Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) DR. Djonieri, SE., AK., MBA., CA memberikan kuliah umum tentang kode etik profesi akuntan kepada puluhan mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung di Gedung Program Pendidikan Profesi Akuntasi Universitas Riau (PPAk Unri), Kampus Bina Widya, Kota Pekanbaru, Sabtu (8/2).

Kuliah umum diselenggarakan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unri dengan melibatkan peserta dari mahasiswa Program Studi Diploma 3, Strata 1 dan Strata 2. Sekretaris Jurusan Akuntansi FEB Unri Nanda Fito Mela, SE, MBA, Ak, CA membuka agenda kampus tersebut.

Example 300x600

Djonieri memaparkan materi berjudul Accountant’s Code of Ethic is A Game Changer. Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Ekonomi (Ikafe) Unri ini menjelaskan pentingnya kode etik sebagai pemandu seorang akuntan dalam melaporkan keuangan perusahaan. “Garda yang paling bisa melindungi perusahaan itu akuntan. Maka kode etik memberikan kita guiden,” ucap Djonieri.

Ia mengingatkan seorang akuntan harus memiliki integritas, objektivitas, kompetensi, menjaga kerahasiaan dan berperilaku profesional mengikuti aturan yang berlaku. Djonieri menjelaskan integritas itu adalah kesesuaian pikiran dengan perilaku.

“Dia tidak bisa disuap, sesuatu yang tidak bisa ditawar. Maka jadilah akuntan yang berintegritas,” ungkap Djonieri.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan ini mengungkapkan kecurangan (fraud) ada di hampir setiap perusahaan. Namun, kecurangan pasti akan terungkap. Oleh sebab itu, tugas auditor mengawasi dengan kode etik dan menguasai teknologi informasi.

“Belajarlah banyak tentang IT dan cyber karena itu dibutuhkan akuntan masa depan sehingga orang yang ingin melakukan fraud dideteksi lebih awal. Seperti tikus masuk kantor, bisa diketahui melalui CCTV,” terang Djonieri.

Ia menambahkan seorang auditor harus menjaga kerahasiaan keuangan perusahaan. Kode etik paling tua di dunia ini sama seperti dokter yang merahasiakan penyakit pasien. Contohnya, insider trading tidak boleh memberi tahu rahasia perusahaan untuk mendapat keuntungan pribadi di pasar modal.

Djonieri mengajak mahasiswa belajar akuntansi, sekaligus mengembangkan diri dengan menambah wawasan bisnis. Akuntansi harus dipraktekkan melalui dunia kerja. “Kalau tidak dipraktekkan, tidak ada gunanya. Jadilah akuntan yang pebisnis, jangan sekolah saja. Tapi juga punya sense of business,” pesan Djonieri.

Ia mendorong mahasiswa tidak takut berbisnis karena resiko pasti ada dalam hidup. Namun, paling penting melakukan mitigasi resiko ke tingkat paling kecil dengan menyusun kerangka kerja konseptual, identifikasi, evaluasi dan mengatasi ancaman.

“Itu harus dilakukan, bagaimana kita melihat resiko dengan terang benderang,” kata Djonieri. (RLS)

**) IIkuti berita terbaru Lensa Nusantara di Google News klik disini dan jangan lupa di follow.
error: Content is protected !!