Jember, LENSANUSANTARA.CO.ID -Pembangunan rehabilitas pendopo Desa Pecoro, Kecamatan Rambipuji, Jember bersumber dari Dana Desa dengan anggaran Rp. 113.519.400, tahun Anggaran 2024 mangkrak, Selasa (17/6/2025).
Dari pantauan Awak Media dilapangan terlihat proses Pembangunan Rehabilitas pendopo kantor Desa Pecoro tersebut belum selesai masih terlihat pondasi dan kerangka besi tiang berdiri belum di cor dan di tumbuhi rumput liar tidak ada lagi aktivitas para pekerja, pada Selasa, 17 Juni 2025.
Sekertaris Desa Pecoro Heri Kiswanto mengungkapkan, pengerjaan pendopo hanya sampai pondasi karena anggaran di cairkan tahap akhir. bahwa proyek tersebut, tidak mangkrak, hanya pekerjaanya terhenti, dikarenakan waktu yang tidak cukup pada progres tahun pertama.
“Dari anggaran tersebut hanya terserap 75 persen, proyek ini di anggarkan tahun 2024, 2025 dan 2026 dengan anggaran kisaran Rp. 400 juta,”ucap Sekdes Pecoro Heri Saat di Temui di Ruang Kerjanya.
Kata Heri saat di temui di ruang kerjanya Pihaknya mengakui jika proyek tersebut memang ada keterlambatan pengerjaanya, karena diambilkan dari pencairan DD termin 3, yang sudah mendekati akhir tahun.
“Saat disinggung dana yang sudah keluar kisaran 75 persen atau kisaran Rp. 80 juta, namun hanya terlihat pondasi saja, dan kerangka pilar, Heri hanya menyatakan, karena akhir tahun dan waktu yang tidak mencukupi untuk pengerjaan,”menurutnya.
Menurut Heri, pekerjaan akan dilanjutkan setelah DD tahap pertama nanti cair, mungkin akhir bulan ini, karena sekarang masih proses pengerjaan paving, dan nanti di SPJ juga menunggu rekomendasi dari pak camat, anggaran tahun ini saya lupa, ada di bendahara, yang jelas anggaran tahun ini ditambahkan dengan sisa anggaran tahun kemarin.
“Pembongkaran pendopo bulan September 2024 sedangkan pembangunan pendopo Desa Pecoro bulan November 2024 waktu moniv terakhir masih pelaksanaan pembangunan. Kesalahan kita di anggarkan di akhir tahun termin ke tiga, ,”paparnya.
Sementara warga tidak mau di sebutkan namanya terlihat mangkrak, selain tampak mencolok karena berada di pinggir jalan nasional, tumbuhnya rumput liar, juga terkesan kumuh dan tidak rapi. Ya eman saja dan malu melihat balai kok seperti bangunan gak terurus,”pungkasnya.