Surabaya, LENSANUSANTARA.CO.ID — Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia menunjukkan komitmen bersama dalam mendorong transisi menuju produksi beras berkelanjutan yang ramah lingkungan. Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan bilateral antara Tim Eropa yang terdiri dari 12 duta besar dan perwakilan negara-negara anggota Uni Eropa, dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Selasa,(1/7)
Pertemuan tersebut mempertemukan H.E. Denis Chaibi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, dengan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Turut hadir para perwakilan dari Belgia, Bulgaria, Denmark, Jerman, Spanyol, Siprus, Lituania, Belanda, Austria, Polandia, Finlandia, dan Swedia.
Dialog strategis ini membahas implementasi SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project (Proyek Beras Rendah Karbon), yang menjadi bagian penting dari kerja sama Uni Eropa dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
“Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kolaborasi Uni Eropa dan Pemerintah Jawa Timur untuk mendorong produksi beras yang rendah karbon dan berkelanjutan,” ujar H.E. Denis Chaibi.
Program SWITCH-Asia yang didanai Uni Eropa ini telah menjangkau 150 penggilingan padi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk di Kabupaten Ngawi dan Madiun. Proyek ini mendorong transformasi proses pascapanen dari penggunaan mesin diesel ke sistem penggilingan berbasis listrik.
Inovasi ini bukan hanya menekan emisi gas rumah kaca hingga 13,8% di tingkat penggilingan, tetapi juga mampu menekan biaya energi, meningkatkan kualitas hasil panen, serta memperkuat kesejahteraan petani lokal.
“SWITCH-Asia Low Carbon Rice Project memberikan dampak nyata bagi petani dan pelaku industri beras. Ini bukan hanya tentang produksi, tapi juga soal keberlanjutan dan masa depan lingkungan kita,” jelas Emil Elestianto Dardak, Wakil Gubernur Jawa Timur.