Madiun, LENSANUSANTARA.CO.ID – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMP Negeri 2 Dagangan, Kabupaten Madiun, menuai keluhan dari orangtua murid. Seorang wali murid menyampaikan rasa kecewa melalui media sosial karena anaknya tiba-tiba dinyatakan tidak terdaftar di sekolah, padahal sudah ikut kegiatan belajar selama lebih dari satu minggu.
Dalam unggahan Facebook pada Rabu (23/7), wali murid itu mengungkapkan bahwa anaknya telah mendaftar secara online dan offline, ikut Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta mulai belajar di kelas.
“Anak saya sudah ikut MPLS dan masuk kelas selama seminggu lebih, bahkan diabsen setiap hari. Tapi tiba-tiba pihak sekolah bilang anak saya belum terdaftar di SMPN 2 Dagangan,” tulisnya.
Ia juga kecewa karena anaknya dipindahkan ke sekolah lain tanpa penjelasan jelas. Menurutnya, sistem penerimaan siswa baru di SMPN 2 Dagangan tidak transparan dan terkesan tidak adil.
“Kalau memang tidak bisa diterima, seharusnya dari awal disampaikan, bukan setelah anak mengikuti kegiatan sekolah,” lanjutnya.
“Saya kecewa datang ke SMPN 2 Dagangan,” tutupnya.
Kasus ini langsung jadi perhatian warganet. Salah satunya, akun Widodo Sugeng, mempertanyakan prosedur pendaftaran yang dijalankan pihak sekolah.
“Sebabe syarat pendaftaran, alure piye? Enek aturane… Ora mungkin sak penak e dewe. Barang wes dilakoni syarate, wes MPLS tapi ora kedaftar, ki yo lucu,” tulisnya.
W orangtua siswa yang merasa dirugikan, mengatakan sudah menyerahkan masalah ini ke Dinas Pendidikan.
“Nggih sampun, kulo pasrahke pihak dinas, Bapak,” tulisnya dalam komentar.
Namun ada kekhawatiran bahwa orangtua akan ditekan untuk membuat klarifikasi. Akun Qurniawan Cahyo mengingatkan:
“Jangan sampai membuat klarifikasi karena ada tekanan dari beberapa pihak.”
Peristiwa ini juga memicu kritik terhadap kepala sekolah SMPN 2 Dagangan. Akun Febri An To menyarankan agar kepala sekolah diganti.
“SMPN 2 Dagangan ganti kepala sekolah e. Nek gak ganti, gak malah maju malah mundur.”
Bahkan dalam komentar lainnya, ia menyebut bahwa kepala sekolah itu punya reputasi buruk di wilayah Segulung.
“Kudu kepala sekolah e terkenal elek terutama di wilayah Segulung.”
Menanggapi komentar itu, W hanya membalas singkat:
“Semoga njenengan njeh mas.”
Sementara itu, komentar dari akun Dendik Pratama menyebut:
“Alhamdulillah rampung Mbah guru Isma Jaya,” yang memberi kesan bahwa masalah ini mulai mendekati penyelesaian, walau belum selesai sepenuhnya.
Kisruh ini menunjukkan keresahan masyarakat terhadap proses penerimaan siswa baru di sekolah negeri, terutama soal transparansi, komunikasi, dan profesionalisme.
Menindaklanjuti polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMP Negeri 2 Dagangan, Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun dikabarkan telah melakukan evaluasi pada Kamis, 24 Juli 2025. Langkah ini diambil guna memastikan kejadian serupa tidak terulang pada tahun-tahun mendatang.
Namun, yang menjadi sorotan publik adalah bentuk klarifikasi yang disampaikan ke masyarakat. Alih-alih memberikan penjelasan secara menyeluruh, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan hanya mengunggah permintaan maaf melalui media sosial oleh akun kancil tanpa memberikan keterangan resmi terkait duduk perkara dan hasil evaluasi.
Hal ini menimbulkan pertanyaan dari sejumlah pihak, terutama wali murid yang terdampak langsung dalam proses PPDB tersebut. Publik berharap adanya transparansi dan tanggung jawab yang lebih konkret agar kepercayaan terhadap sistem pendidikan tetap terjaga.