Sidoarjo, LENSANUSANTARA.CO.ID – Sore hari di Mapolresta Sidoarjo pada Selasa (2/9) menjadi saksi suara mahasiswa. Sekitar 25 mahasiswa dan mahasiswi dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turun ke jalan menggelar unjuk rasa (Unras) damai tepat pukul 14.00 WIB.
Aksi tersebut membawa dua isu utama. Pertama, HMI menyoroti kasus seorang driver ojek online (Ojol) berinisial AK yang tertabrak mobil taktis Brimob. Kedua, maraknya peredaran rokok ilegal di Kabupaten Sidoarjo yang dinilai merugikan masyarakat dan perekonomian daerah.
Dalam orasinya, mahasiswa HMI meminta agar kepolisian lebih berhati-hati dalam bertugas agar insiden serupa tidak terulang. “Kami mendesak Polri agar tidak ceroboh saat bertugas. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas,” seru salah satu orator.
Selain itu, mereka juga menuntut Polresta Sidoarjo bersama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menindak tegas peredaran rokok ilegal. Para mahasiswa menilai praktik tersebut tidak hanya merugikan negara dari sisi penerimaan cukai, tetapi juga berpotensi merusak kesehatan masyarakat.
Meski menyuarakan kritik, aksi HMI berlangsung tertib dan damai. Tidak ada insiden anarkis, bahkan mahasiswa menandatangani kesepakatan untuk bersama-sama berkomitmen dalam mendukung pemberantasan rokok ilegal.
Kehadiran mereka justru menambah warna dalam dinamika demokrasi lokal. Meski ada ironi di lapangan sebagian mahasiswa masih terlihat merokok dengan produk ilegal yang mereka kritik aksi tetap berjalan kondusif.
Bupati Sidoarjo, Subandi, yang akrab disapa Abah Subandi, hadir langsung memantau aksi mahasiswa tersebut. Ia menyampaikan apresiasi kepada HMI karena mampu menyampaikan aspirasi secara tertib.
“Saya ucapkan terima kasih kepada para anggota HMI yang berdemo di depan Mapolresta Sidoarjo dengan baik. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo hadir sebagai pendamping dan pengawal Polri. Mari kita jaga Sidoarjo bersama-sama agar tetap aman, nyaman, dan kondusif,” ujar Subandi.
Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Christian Tobing, juga menegaskan pihaknya berkomitmen menjaga keamanan dan membangun komunikasi dengan mahasiswa.
“Terima kasih kepada para adik-adik mahasiswa. Polresta Sidoarjo akan terus menjaga kolaborasi, jogo Sidoarjo supaya aman dan kondusif. Anggota kami bekerja sesuai prosedur dan tidak merugikan masyarakat. Mari kita tetap solid, guyub, dan transparan,” ungkapnya.
Sebagai organisasi mahasiswa Islam terbesar, HMI kerap dikenal kritis terhadap isu sosial maupun kebijakan pemerintah. Isu rokok ilegal sendiri bukanlah hal baru di Sidoarjo. Kabupaten ini dikenal sebagai salah satu basis industri rokok, sehingga peredaran rokok ilegal menjadi masalah serius yang sering ditindak aparat gabungan bersama Satpol PP.
Sementara itu, kasus driver Ojol yang tertabrak mobil taktis Brimob sebelumnya sempat menuai perhatian publik. Peristiwa itu mendorong HMI menekankan pentingnya pendekatan hati-hati dan humanis oleh aparat dalam menjalankan tugas.
Aksi damai HMI di Mapolresta Sidoarjo menjadi cermin bahwa penyampaian aspirasi bisa dilakukan dengan cara santun. Kehadiran pemerintah daerah dan kepolisian yang merespons secara terbuka menunjukkan sinergi positif antara mahasiswa, aparat, dan masyarakat.
Hari itu, Sidoarjo kembali menampilkan wajah demokrasi yang menyejukkan, mahasiswa bersuara, aparat mendengar, pemerintah hadir, dan masyarakat tetap merasa aman.